Postingan Terbaru

Batu Hitam yang Terluka

Gambar
Ilustrasi| Pexels.com/Kàssia Melo di pertigaan yang pernah kita jumpai  aku melihat kembali batu tulis itu  yang kini sudah berwarna hitam pekat  dan tulisan kita tak jelas lagi kini, tak ada lagi saksi kita di batu hitam yang penuh kenangan  di pertigaan tempat dulu kita berjanji  di depan tulisan yang dulu dicintai batu hitam itu benar-benar terluka  karena sudah terpecah setengah  antara lambang hati yang pernah kita ukir  di bawah tulisan cinta yang satu hati rasanya, kita menanamkan luka  yang amat dalam dan kini berbunga  bunga hitam yang penuh kegelapan  di antara jiwa-jiwa kita yang semakin berjauhan  aku merenung di depan ini,  menafsirkan semua luka di batu itu  ada getir, ya, ada getir yang terasa merasuk hingga masuk ke dalam hati yang sudah alfa  untukmu; untuk dirimu yang meninggalkan 2024

Menenggelamkan Luka Cinta di Balik Pembohongan

Ilustrasi | Pexels.com/Lamar Belina

Dalam aliran sungai kehidupan, terkadang kita menemukan diri kita terperangkap dalam pusaran luka cinta yang tak terduga.

Dalam keheningan malam, cahaya bulan menyoroti bayangan-bayangan malam, cahaya bulan menyoroti bayangan-bayangan yang tersembunyi di balik pembohongan.

Kemudian, di sinilah kita memulai perjalanan puitis kita dalam mencari cara untuk menenggelamkan luka cinta yang terukir begitu dalam di hati kita.

Pertama, mari kita renungkan tentang keindahan patah hati, seperti puitisnya aliran air yang mengalir melalui bebatuan yang kasar.

Dalam setiap detiknya, luka-luka pun menyala seperti bintang-bintang di langit malam, memancarkan keindahan yang memesona meskipun kesedihan sangat terasa.

Kemudian, dengan lembut kita mengingatkan diri kita pada kata-kata puitis, seperti selembar daun yang mengambang di permukaan sungai yang tenang.

Kata-kata itu pun menjadi pelampung bagi hati yang terluka, membawa kita melewati gelombang-gelombang kesedihan yang menghantam dengan kekuatan yang tak terduga.

Di balik tirai kebohongan, kita menemukan sebuah panggung di mana kita bermain peran sebagai pembohong dan korban, melainkan drama cinta yang rumit.

Namun di balik lubuk hati yang dalam, kita menyadari bahwa kejujuran ialah bintang yang paling terang di antara semua kepalsuan.

Arti dari semua itu, kita merangkai kembali potongan-potongan hati yang remuk menjadi lukisan puitis yang indah.

Dengan setiap siklus air mata yang mengalir, kita menemukan kekuatan untuk menghadapi kebohongan-kebohongan yang pernah menghantui kita.

Dan di sinilah kita menenggelamkan luka cinta kita di dalam sungai kehidupan, di balik riak-riak yang menyamarinya dengan keindahan yang tak terlukiskan.

Dalam perjalanan puitis kita, kita belajar bahwa cinta dan pembohongan adalah dua sisi dari mata uang yang sama: mereka memperkaya pengalaman hidup kita dengan warna-warni yang tak terduga.

Dan di antara jalinan kata-kata yang puitis, kita menemukan kedamaian dalam kesadaran bahwa meskipun luka-luka cinta akan selalu menjadi bagian dari kita.

Kemudian, kita pun tetap bisa menjalani kehidupan dengan keberanian dan keindahan yang tak terpadamkan.

Selanjutnya, dalam perjalanan puitis ini, kita menyaksikan bagaimana setiap kata ialah benang yang terjalin dalam kain kehidupan kita.

Dari setiap kebohongan yang terucap hingga setiap kebenaran yang terkuak, kita pun menyadari bahwa luka cinta adalah bagian tak terpisahkan dari narasi kita sendiri.

Namun, seperti pohon yang tumbuh subur di tepi sungai, kita juga belajar untuk membiarkan akar-akar cinta kita menghujam dalam, mencari kekuatan dari dalam diri kita sendiri.

Dalam kerapuhan kita, kita pun menemukan keteguhan; dalam kehancuran hidup kita, kita pun mampu menemukan kebangkitan.

Melalui mata yang puitis, kita bisa memahami bahwa luka cinta bukanlah akhir dari kisah cinta yang tulus, melainkan babak baru yang memperkaya cerita kita.

Dan di antara jalinan kata-kata yang indah, kita pun menemukan kedamaian dalam membiarkan sungai kehidupan mengalirkan kita menuju tempat yang belum pernah kita singgahi sebelumnya.

Kemudian dalam setiap patah hati yang kita alami, kita tidak hanya menemukan kesedihan, tapi juga keajaiban; bukan kehancuran, tapi juga keindahan yang belum terungkap.

Dan di atas semua itu, kita menemukan diri kita sendiri yang lebih kuat, lebih bijaksana, dan lebih puitis dari sebelumnya.(*)


2024

Komentar

Tulisan Favorit Pembaca

5 Cakupan Tindak KDRT dan Akibat yang Bisa Terjadi, Pasutri Wajib Tahu!

Salar de Uyuni, Cermin Raksasa yang Ada di Bolivia

Lelaki yang Patah Hati

Di Balik Jendela Kaca

SEMBUH ITU KEINGINAN