Postingan Terbaru

Batu Hitam yang Terluka

Gambar
Ilustrasi| Pexels.com/Kàssia Melo di pertigaan yang pernah kita jumpai  aku melihat kembali batu tulis itu  yang kini sudah berwarna hitam pekat  dan tulisan kita tak jelas lagi kini, tak ada lagi saksi kita di batu hitam yang penuh kenangan  di pertigaan tempat dulu kita berjanji  di depan tulisan yang dulu dicintai batu hitam itu benar-benar terluka  karena sudah terpecah setengah  antara lambang hati yang pernah kita ukir  di bawah tulisan cinta yang satu hati rasanya, kita menanamkan luka  yang amat dalam dan kini berbunga  bunga hitam yang penuh kegelapan  di antara jiwa-jiwa kita yang semakin berjauhan  aku merenung di depan ini,  menafsirkan semua luka di batu itu  ada getir, ya, ada getir yang terasa merasuk hingga masuk ke dalam hati yang sudah alfa  untukmu; untuk dirimu yang meninggalkan 2024

Lautan Perasaan yang Tenggelam

Ilustrasi | Pexels.com/Stuart Pritchards

Di dunia yang terang dan suram ini, aku merenung tentang bagaimana perasaan yang dalam perlahan tenggelam, seperti kapal karam di lautan malam.

Aku mencoba mengingat setiap sorot matamu yang dulu mampu mengulit bara di dalam hatiku, tapi kini hanya sisa-sisa kenangan yang menghantui.

Wanita lain datang dan pergi dalam hidupku seperti angin musim semi yang lembut membelai wajah, tapi tidak satu pun dari mereka bisa menggantikan bayanganmu yang terpatri begitu dalam di benakku.

Aku mencoba mencintai lagi dengan segala usah dan kejujuran hati, tapi setiap kali, aku merasa seperti mencari sinar bulan di tengah badai.

Mungkin saja ini takdirku, sebuah kapal yang terdampar di tepi pantai, menatap ke arah samudra luas di mana kita dulu berlayar bersama.

Hanya angin sepoi-sepoi yang mengelus pipiku, mengingatkan akan jalan yang pernah kita tempuh bersama-sama.

Maka, biarlah aku menjadi pelaut yang membiarkan kapal perasaannya tenggelam dalam sunyi, menanti datangnya fajar yang mungkin akan membawa cerita baru.

Sampai saat itu, aku hanya akan merenung dan menulis tentang cinta yang pernah ada, tentang perasaan yang tenggelam dalam lautan waktu.

Kemudian, di antara riak-riak gelombang yang gemulai, aku menemukan diriku terhanyut dalam alunan kenangan.

Bahkan, setiap detik berlalu membawa jejak cerita kita, seperti helai-helai kisah yang terurau di tepi pantai pasir putih.

Pernahkah kau merasakan bagaimana waktu bisa membentuk dan merobek hari? Aku merindukan senyummu yang seperti sinar mentari pagi, yang mampu menerangi bahuku saat hujan mengguyur.

Namun, sekarang hanya tinggal bayanganmu yang mengalir bersama riak air laut yang tenang. Hmmm.

Begitulah, ya begitulah, aku berdiri di sini dengan hati yang terbuka, menghadapi lautan yang penuh misteri.

Terkadang juga di malam yang sunyi, aku mendengar desiran ombak yang membawa suara-suara lama, memanggil namamu dengan lembut di dalam angin.

Namun, aku tahu bahwa cinta tidak selalu tentang kepungan dan keteguhan. Kadang-kadang juga cinta adalah tentang membiarkan perasaan tenggelam perlahan, seperti matahari terbenam yang meredup di ufuk barat.

Dan mungkin suatu hari nanti, di antara debur ombak dan kerlap-kerlip bintang, aku akan menemukan jalan yang membawa cinta baru, atau mungkin, aku akan menemukan kedamaian dalam kenangan yang telah kita bagi.

Hmm. Hingga saat itu, biarlah aku menatap horizon yang tak terhingga, sambil membiarkan hatiku memeluk hangatnya kenangan yang telah kita bagi bersama.(*)


2024

Komentar

Tulisan Favorit Pembaca

5 Cakupan Tindak KDRT dan Akibat yang Bisa Terjadi, Pasutri Wajib Tahu!

Salar de Uyuni, Cermin Raksasa yang Ada di Bolivia

Lelaki yang Patah Hati

Di Balik Jendela Kaca

SEMBUH ITU KEINGINAN