Postingan Terbaru

Batu Hitam yang Terluka

Gambar
Ilustrasi| Pexels.com/Kàssia Melo di pertigaan yang pernah kita jumpai  aku melihat kembali batu tulis itu  yang kini sudah berwarna hitam pekat  dan tulisan kita tak jelas lagi kini, tak ada lagi saksi kita di batu hitam yang penuh kenangan  di pertigaan tempat dulu kita berjanji  di depan tulisan yang dulu dicintai batu hitam itu benar-benar terluka  karena sudah terpecah setengah  antara lambang hati yang pernah kita ukir  di bawah tulisan cinta yang satu hati rasanya, kita menanamkan luka  yang amat dalam dan kini berbunga  bunga hitam yang penuh kegelapan  di antara jiwa-jiwa kita yang semakin berjauhan  aku merenung di depan ini,  menafsirkan semua luka di batu itu  ada getir, ya, ada getir yang terasa merasuk hingga masuk ke dalam hati yang sudah alfa  untukmu; untuk dirimu yang meninggalkan 2024

Gejolak Hati yang Paling Dalam

Gejolak Hati yang Paling Dalam
Ilustrasi | Pixabay/NoName_13

Pernahkah kau mengulang tanya ketika malam merangkak naik dan sepi bergelayut manja di dalam hati? Pertanyaan semacam itulah yang ada di dalam hati hingga aku pun sangat sulit untuk bisa beristirahat dengan tenang.

Dalam kehidupan yang terus merangkak naik, aku mencoba untuk terus mengukir kisah yang mungkin saja nantinya bisa diceritakan kepadamu. Namun, hal-hal di luar nalar pun selalu nampak bagaikan hantu yang tiba-tiba saja berada di dalam kehidupan ini.

Aku merenung di sudut rumah seperti angka enam, lalu pikiran ini malah meloncat keluar yang entahlah mau ke mana perginya. Aku benar-benar sulit untuk menafsirkan setiap langkah pikiran yang mulai beranjak pergi dari kepala hingga semakin menjauh dari hati ini.

Aku mengenang dirimu bagaikan setiap lirik-lirik lagu dari Naff yang terdengar ini. Aku terdiam, entahlah! Karamnya cinta ini, tenggelamku diduga terdalam¹, kalimat semacam itulah yang terus bergejolak seperti air mendidih di dalam tubuh ini; aku sulit untuk melupakan dirimu.

Ke manakah aku harus berlari hingga pikiran ini pun malah pusing untuk melanjutkan melangkah? Bahkan, dunia yang dulunya terasa indah itu malah berbalik ketika kau pergi tanpa kabar. Aku terlena dalam kelembutan yang kau berikan ketika dulu hingga sampai kini belum mampu untuk melupakan semua itu.

Kau itu ibarat darah yang sudah seharusnya ada di dalam tubuh ini, tapi malah hilang sehingga aku lemah tak berdaya; tak semangat; tak punya tujuan. Aku harus bagaimana? Kadang, pertanyaan semacam itu muncul ke permukaan di kala langit sudah mulai menghitam.

Sekali lagi, pernahkah kau mengulang tanya yang pernah kita tanyakan ketika dulu: tentang cinta, tentang rindu, dan tentang air mata yang selalu kau curahkan ketika aku tak ada. Namun, hari ini, sekarang ini, semua itu ibarat debu yang tertiup angin dan sulit untuk menyatu lagi hingga tak bisa menimbulkan gundukan yang mungkin saja bisa dinamakan cinta. Aku harus bagaimana?

Perjalanan terus merangkak, bahkan sering sekali menjadi cambuk yang terus memukulku dari belakang untuk senantiasa berlari. Namun, semua itu malah tak bisa berarti—aku berlari, tapi tak punya tujuan—hilang begitu saja tanpa ada kabar.

Kau harus bisa mendengarkan suara hati ini yang selalu melangitkan namamu di setiap saat. Aku merindukan sosok yang dulu pernah menjadi salah satu penyemangat di kala galau; sedih; menangis. Kemudian, dalam kegelapan yang aku lihat ini, semoga semua itu bisa kembali lagi, kau kembali ke sini untuk menyempurnakan kehidupan ini!(*)


2023


Catatan:
¹ Kalimat yang diambil dari lirik lagu Kenanglah Aku, Naff

Komentar

Tulisan Favorit Pembaca

5 Cakupan Tindak KDRT dan Akibat yang Bisa Terjadi, Pasutri Wajib Tahu!

Salar de Uyuni, Cermin Raksasa yang Ada di Bolivia

Lelaki yang Patah Hati

Di Balik Jendela Kaca

SEMBUH ITU KEINGINAN