Postingan Terbaru

Batu Hitam yang Terluka

Gambar
Ilustrasi| Pexels.com/Kàssia Melo di pertigaan yang pernah kita jumpai  aku melihat kembali batu tulis itu  yang kini sudah berwarna hitam pekat  dan tulisan kita tak jelas lagi kini, tak ada lagi saksi kita di batu hitam yang penuh kenangan  di pertigaan tempat dulu kita berjanji  di depan tulisan yang dulu dicintai batu hitam itu benar-benar terluka  karena sudah terpecah setengah  antara lambang hati yang pernah kita ukir  di bawah tulisan cinta yang satu hati rasanya, kita menanamkan luka  yang amat dalam dan kini berbunga  bunga hitam yang penuh kegelapan  di antara jiwa-jiwa kita yang semakin berjauhan  aku merenung di depan ini,  menafsirkan semua luka di batu itu  ada getir, ya, ada getir yang terasa merasuk hingga masuk ke dalam hati yang sudah alfa  untukmu; untuk dirimu yang meninggalkan 2024

Lelaki Pemburu Cinta (Bag-10)

Lelaki Pemburu Cinta (Bag-10)


Menikmati malam bersama Ayu di taman kota yang lampu-lampunya menyala terang, sungguh membuat hati ini terbuka kembali. Kemudian, aku pun menayakan perihal yang sudah disiapkan di dalam kepala ini. Sampai, aku sendiri sangat antusias untuk mendengarkan jawaban apa yang nantinya akan diungkapkan oleh Ayu kepadaku ini.

"Tahukah kamu, bulan yang indah akan membuat hati terbuka?" Satu pertanyaan pun terungkap olehku untuk Ayu. Namun, Ayu pun malah mengerutkan kening yang mungkin saja tak mengerti dengan pertanyaanku itu.

"Kenapa ekspresinya seperti itu?" Aku pun memberanikan untuk bertanya secara dalam lagi.

"Tak apa-apa. Aku hanya sulit mengerti saja dengan pertanyaanmu itu," jawab Ayu lalu memegang kening sehingga aku pun menggeleng-gelengkan kepala saja.

Mungkin, pertanyaan itu adalah pertanyaan yang pertama kali didengar oleh Ayu sehingga wanita cantik itu langsung mengerutkan kening saja. Namun, aku sendiri ingin mengetes sejauh mana dirinya bisa menjawab pertanyaanku itu.

Ayu terdiam sebentar lalu merapikan kerudungnya. Wanita yang berada di sampingku ini benar-benar membuatku sangat penasaran dengan kehidupan yang sesungguhnya. Aku pun mulai melemparkan pertanyaan lagi dengan santai.

"Bagaimana malam ini terasa indah, tak?" Ayu pun tersenyum dan kedua bola matanya melihat ke depan yang mungkin saja sedang menghitung kendaraan di malam hari.

"Ia, sangat indah. Aku sangat senang kita bisa ke tempat ini, menikmati malam, menikmati orang-orang yang bermain, menikmati kendaraan yang berlalu-lalang, dan menikmati bulan serta bintang yang menghiasi di langit sana," jawab Ayu lalu menunjuk langit yang berwarna hitam, sedangkan aku pun mengangguk-nganggukkan kepala saja tanda setuju.

Momen seperti ini mejadikan sebuah momen yang paling indah aku rasakan, karena hati dan pikiran ini pun terasa sinkron ketika melihat wajah Ayu. Aku terlena. Aku berbunga-bunga. Kemudian, aku pun hanya bisa berbasa-basi saja dengan Ayu perihal pekerjaannya di konter ataupun pekerjaanku di bengkel.

Namun, aku pun belum bisa mendapatkan kepastian bahwa mobil yang atas nama Ayu Ningrum itu benar-benar miliknya. Sebab, setiap kali aku bertemu dengan Ayu, dia sendiri tak membawa mobil dan hanya membawa motor matik yang mungkin saja keluaran terbaru dari pabrikan asal Japan.

Perlahan-lahan, aku mencoba untuk menetralisir pikiran agar perkataanku terkesan berbobot di depan Ayu. Kemudian di taman kota yang lampu-lampunya menyala ini, aku tanyakan juga perihal menulis kepada Ayu.

"Apakah kamu, suka menulis?" tanyaku dengan mantap sehingga kedua mata Ayu tampak serius memandangku.

"Menulis?" Dia pun malah balik tanya dan seperti kebingungan.

"Ia, menulis."

"Aku tak bisa menulis yang panjang-panjang, maksud yang panjang-panjang itu ialah menulis cerita atau semacamnya," jawab Ayu dengan santainya di sampingku.

"Oke, aku memahami semua itu." Aku mengangguk-nganggukkan kepala, sedangkan dia malah asyik kembali memandang orang-orang yang berlalu-lalang di taman kota.

Taman kota ini pun bisa menjadi gambaran bahwa orang-orang sangat menikmati malam yang penuh bintang di langit hitam. Sebab, bisa terlihat dari raut wajah orang-orang yang tampak seperti bulan dan semua itu tampak bercahaya ke mana-mana. Kemudian, aku pun sangat menyukai malam ini karena bisa mengajak Ayu untuk bisa duduk di taman kota di waktu malam.


***


Menafsirkan seorang wanita itu tak semudah seperti membalikkan telapak tangan. Oleh karena itu, aku pun harus berpikir secara hati-hati terkait seorang wanita yang bernama Ayu ini. Kemudian di depan bengkel, aku memikirkan bahwa sudah seharusnya diri ini berucap jujur perihal hati kepada Ayu. Namun, entahlah karena sering saja ada sesuatu yang mengganjal sehingga hati dan pikiran ini malah tidak sinkron.

Siang yang mataharinya teras panas ini, aku langsung saja masuk ke dalam mobil untuk pulang lebih cepat dari pekerjaan. Ya, aku izin karena pikiran ini malah terasa tak baik-baik saja sehingga sangat sulit untuk fokus terhadap pekerjaan. Namun, aku pun sangat beruntung karena izin itu langsung diiyakan oleh atasanku ini. Aku pun sangat lega!

Masih seperti biasanya bahwa jalanan di kotaku ini tampak ramai, apalagi pas lewat depan pasar yang tumpah ke jalanan. Aku pun mengerutkan kening lalu langsung saja memutuskan untuk memutarkan lagu dari penyanyi favoritku, yakni Iwan Fals. Kemudian, lagu-lagu cinta dari Iwan Fals pun aku putar untuk menemani perjalanan pulang ke rumah.

Hati ini, masih terasa sepi karena belum ada yang mengisi. Kadang juga, aku merasa bahwa hidup ini serasa tak adil karena percuma saja mempunyai segalanya. Namun, kalau urusan cinta malah sebaliknya, yakni selalu gagal dan berarti kosong sehingga hati ini sering merasa hampa.

Setelah melewati jalanan yang berlubang dan menghabiskan waktu 35 menit, aku pun sampai di depan rumah. Kemudian, langsung saja aku masuk ke halaman rumah yang gerbangnya sudah terbuka lebar. Uh, sungguh momen yang sulit untuk dimengerti oleh batin ini karena jarang banget aku pulang lebih awal dari bengkel.

Dalam benak ini, tentu sangat menginginkan kehadiran Ayu agar bisa menenangkan isi hati dan pikiran yang terasa rumit ini. Namun, mana mungkin aku mengganggu Ayu yang mungkin saja sedang bekerja di waktu siang ini. Hmmm, aku pun hanya bisa memandang dirinya lewat foto yang aku ambil sembunyi-sembunyi ketika di taman kota.

Cinta. Ya, mungkin ini yang dinamakan cinta sehingga batin dan pikiran selalu bergejolak ketika mengingat wanita yang pertama kali bertemu di mini market itu. Kemudian, aku pun malah sangat bersyukur karena dengan kahadiran Ayu,  hidupku jadi punya arah dan tujuan lagi.

Hal yang paling terasa di dalam hati ini sangat sulit untuk dideskripsikan oleh kata-kata sehingga aku pun hanya bisa memendam. Kemudian, aku pun keluar dari mobil dan sangat terasa berat ketika mau berjalan untuk masuk ke dalam rumah. Entahlah, aku pun menggeleng-gelengkan kepala karena sudah sulit untuk melangkah lagi.

Dari jarak lima meter, Bapak pun hanya memandang saja dan mungkin saja beliau menunggu aku mendekat untuk bertanya. Namun, aku pun sudah tak kuat dan hanya bisa menyender saja pada bodi mobil yang tadi aku bawa itu. Kemudian, secara tiba-tiba mata ini berkunang-kunang dan sangat terasa lelah.


....

Komentar

Tulisan Favorit Pembaca

5 Cakupan Tindak KDRT dan Akibat yang Bisa Terjadi, Pasutri Wajib Tahu!

Salar de Uyuni, Cermin Raksasa yang Ada di Bolivia

Mari Berkenalan dengan Gurita Teleskop, Penghuni Laut Dalam!

Lelaki yang Patah Hati

Di Balik Jendela Kaca