Postingan Terbaru
Air Mata dari Anak-Anak Kecil
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Ada salah satu suara di malam hari yang selalu tampil ke permukaan. Kadang, suara itu menjadikan sebuah tanda bahwa kesuraman itu sedang melanda. Suara anak-anak kecil menangis. Ya, suara itu menjadikan sebuah gambaran bahwa problema rumah tangga sedang terjadi.
Anak-anak kecil itu menangis sampai urat-uratnya seperti pada mau keluar lalu menciptakan suasana yang tak menentu. Aku mendengarkan! Aku menahan saliva lalu mencoba untuk kembali untuk mendengarkan secara seksama. Hmm. Kemudian, batin ini mendadak tersentuh oleh suara tangisan-tangisan dari anak-anak kecil itu.
Tak panjang lebar lagi karena waktu pun sudah semakin bergerak cepat, aku pun berdiri lalu mengayunkan kaki untuk masuk ke rumah bambu tempat tinggal anak-anak itu. Hmm. Astaga! Astaga karena keadaan di dalamnya sudah tak menentu. Bahkan, wajah anak-anak itu pun sudah tak beraturan dan kedua tangannya memegang perut, seperti orang yang sangat kelaparan.
"Ini kenapa bisa seperti ini?" tanyaku kepada lelaki tua yang berada di dalam sana, sedangkan aku melihat juga di dalam sana ada juga seorang nenek yang berbaju biru sedang duduk, sambil tangan kanannya memegang kepala.
Kemudian, aku jadi berpikir bahwa problematik semacam ini sering terjadi sehingga banyak orang yang lupa diri dan iman. Aku mencoba kembali bertanya dengan pertanyaan yang sama agar pikiran ini tak selalu bertanya-tanya.
Tangisan anak-anak kecil itu semakin bergelora saja sehingga menerobos masuk ke telinga ini. Kemudian, aku terlena dengan semua itu. Bahkan, hal ini menjadikan sebuah gambaran bahwa kehidupan pun terus berputar. Aku menundukkan kepala karena benar-benar tak kuat bahwa hal ini menjadi sebuah peristiwa yang mungkin saja akan teringat terus.
"Apakah anak-anak ini kelaparan, Pak?" tanyaku yang wajah ini sudah dipenuhi oleh air mata.
"Ya, seperti itulah, Nak," jawab lelaki tua yang memakai kopiah itu.
Aku pun menggeleng-gelengkan kepala karena merasakan bahwa di dunia ini tampak tak adil. Bahkan, kedua mata yang telanjang ini harus melihat bahwa anak-anak kecil itu menangis sambil memegang perutnya. Hmm. Aku terdiam sebentar sambil tangan kanan ini memegang kepala. Kemudian, pikiran ini pun malah berputar-putar dan menciptakan sebuah pemikiran bahwa semua ini harus bisa diubah.
Pergolakan batin semakin bergelora dan aku pun malah semakin bersemangat untuk bisa menolong anak-anak ini. Ya, setidaknya aku bisa membawa atau membantu anak-anak ini dengan sebaik-baiknya. Kemudian, kutelepon orang yang berada di rumah untuk membawa makanan buat anak-anak kecil ini. Bahkan, tanpa ba-bi-bu lagi aku mempunyai niat bahwa anak-anak kecil ini harus juga mempunyai pendidikan, agar senantiasa bisa berkembang dan berproses selalu.
Hal semacam ini menjadikan sebuah gambaran bahwa kehidupan ini harus senantiasa terus berjuang. Kemudian, aku pun menyandarkan tubuh ini di kursi bambu. Aku terdiam. Aku sedih dengan semua yang terlihat ini.(*)
2023
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar