Postingan Terbaru

Batu Hitam yang Terluka

Gambar
Ilustrasi| Pexels.com/Kàssia Melo di pertigaan yang pernah kita jumpai  aku melihat kembali batu tulis itu  yang kini sudah berwarna hitam pekat  dan tulisan kita tak jelas lagi kini, tak ada lagi saksi kita di batu hitam yang penuh kenangan  di pertigaan tempat dulu kita berjanji  di depan tulisan yang dulu dicintai batu hitam itu benar-benar terluka  karena sudah terpecah setengah  antara lambang hati yang pernah kita ukir  di bawah tulisan cinta yang satu hati rasanya, kita menanamkan luka  yang amat dalam dan kini berbunga  bunga hitam yang penuh kegelapan  di antara jiwa-jiwa kita yang semakin berjauhan  aku merenung di depan ini,  menafsirkan semua luka di batu itu  ada getir, ya, ada getir yang terasa merasuk hingga masuk ke dalam hati yang sudah alfa  untukmu; untuk dirimu yang meninggalkan 2024

Air Mata dari Anak-Anak Kecil

Air Mata dari Anak-Anak Kecil


Ada salah satu suara di malam hari yang selalu tampil ke permukaan. Kadang, suara itu menjadikan sebuah tanda bahwa kesuraman itu sedang melanda. Suara anak-anak kecil menangis. Ya, suara itu menjadikan sebuah gambaran bahwa problema rumah tangga sedang terjadi.

Anak-anak kecil itu menangis sampai urat-uratnya seperti pada mau keluar lalu menciptakan suasana yang tak menentu. Aku mendengarkan! Aku menahan saliva lalu mencoba untuk kembali untuk mendengarkan secara seksama. Hmm. Kemudian, batin ini mendadak tersentuh oleh suara tangisan-tangisan dari anak-anak kecil itu.

Tak panjang lebar lagi karena waktu pun sudah semakin bergerak cepat, aku pun berdiri lalu mengayunkan kaki untuk masuk ke rumah bambu tempat tinggal anak-anak itu. Hmm. Astaga! Astaga karena keadaan di dalamnya sudah tak menentu. Bahkan, wajah anak-anak itu pun sudah tak beraturan dan kedua tangannya memegang perut, seperti orang yang sangat kelaparan.

"Ini kenapa bisa seperti ini?" tanyaku kepada lelaki tua yang berada di dalam sana, sedangkan aku melihat juga di dalam sana ada juga seorang nenek yang berbaju biru sedang duduk, sambil tangan kanannya memegang kepala.

Kemudian, aku jadi berpikir bahwa problematik semacam ini sering terjadi sehingga banyak orang yang lupa diri dan iman. Aku mencoba kembali bertanya dengan pertanyaan yang sama agar pikiran ini tak selalu bertanya-tanya.

Tangisan anak-anak kecil itu semakin bergelora saja sehingga menerobos masuk ke telinga ini. Kemudian, aku terlena dengan semua itu. Bahkan, hal ini menjadikan sebuah gambaran bahwa kehidupan pun terus berputar. Aku menundukkan kepala karena benar-benar tak kuat bahwa hal ini menjadi sebuah peristiwa yang mungkin saja akan teringat terus.

"Apakah anak-anak ini kelaparan, Pak?" tanyaku yang wajah ini sudah dipenuhi oleh air mata.

"Ya, seperti itulah, Nak," jawab lelaki tua yang memakai kopiah itu.

Aku pun menggeleng-gelengkan kepala karena merasakan bahwa di dunia ini tampak tak adil. Bahkan, kedua mata yang telanjang ini harus melihat bahwa anak-anak kecil itu menangis sambil memegang perutnya. Hmm. Aku terdiam sebentar sambil tangan kanan ini memegang kepala. Kemudian, pikiran ini pun malah berputar-putar dan menciptakan sebuah pemikiran bahwa semua ini harus bisa diubah.

Pergolakan batin semakin bergelora dan aku pun malah semakin bersemangat untuk bisa menolong anak-anak ini. Ya, setidaknya aku bisa membawa atau membantu anak-anak ini dengan sebaik-baiknya. Kemudian, kutelepon orang yang berada di rumah untuk membawa makanan buat anak-anak kecil ini. Bahkan, tanpa ba-bi-bu lagi aku mempunyai niat bahwa anak-anak kecil ini harus juga mempunyai pendidikan, agar senantiasa bisa berkembang dan berproses selalu.

Hal semacam ini menjadikan sebuah gambaran bahwa kehidupan ini harus senantiasa terus berjuang. Kemudian, aku pun menyandarkan tubuh ini di kursi bambu. Aku terdiam. Aku sedih dengan semua yang terlihat ini.(*)


2023

Komentar

Tulisan Favorit Pembaca

5 Cakupan Tindak KDRT dan Akibat yang Bisa Terjadi, Pasutri Wajib Tahu!

Salar de Uyuni, Cermin Raksasa yang Ada di Bolivia

Lelaki yang Patah Hati

Di Balik Jendela Kaca

SEMBUH ITU KEINGINAN