Postingan Terbaru

Batu Hitam yang Terluka

Gambar
Ilustrasi| Pexels.com/Kàssia Melo di pertigaan yang pernah kita jumpai  aku melihat kembali batu tulis itu  yang kini sudah berwarna hitam pekat  dan tulisan kita tak jelas lagi kini, tak ada lagi saksi kita di batu hitam yang penuh kenangan  di pertigaan tempat dulu kita berjanji  di depan tulisan yang dulu dicintai batu hitam itu benar-benar terluka  karena sudah terpecah setengah  antara lambang hati yang pernah kita ukir  di bawah tulisan cinta yang satu hati rasanya, kita menanamkan luka  yang amat dalam dan kini berbunga  bunga hitam yang penuh kegelapan  di antara jiwa-jiwa kita yang semakin berjauhan  aku merenung di depan ini,  menafsirkan semua luka di batu itu  ada getir, ya, ada getir yang terasa merasuk hingga masuk ke dalam hati yang sudah alfa  untukmu; untuk dirimu yang meninggalkan 2024

Lelaki Pemburu Cinta (Bag-5)

Lelaki Pemburu Cinta (Bag-5)

Setelah mengisi semua berkas dan buku, aku langsung kembali lagi ke bengkel untuk mengerjakan mobil yang harus turun mesin. Tiba-tiba saja, pas aku mau keluar dari ruangan pimpinan bengkel. Mata ini melihat seorang wanita yang berhijab sedang ada di luar dan dia membelakangi kaca. Mungkin saja, dia salah satu yang punya mobil untuk diservis. Namun, ciri-ciri seorang wanita itu persis banget dengan Ayu, apakah itu dia? Bukannya dia sekarang sedang bekerja di konter? Sambil berjalan ke bengkel, hatiku jadi bertanya-tanya. 


***


Tubuhku sangat lelah, dari pagi sampai siang menurunkan mesin mobil dengan sendirian. Namun, seperti inilah pekerjaan yang harus propesional tak mementingkan diri sendiri. Alhasil, keringat pun mulai bercucuran membasahi wajah. Panas mentari pun masih menyorot ke dalam bengkel sehingga menyebabkan udara yang sungguh tidak mengenakan. 

Mesin yang sudah aku turunkan dari mobil, mulai kubawa ke ruangan khusus untuk dibuka semua bagian-bagiannya dan dibersihkan. Kemudian, kalau sudah dibersihkan akan dipasang kembali. Jika, ada yang perlu diganti bagian-bagiannya maka akan aku ganti. 

Jam dinding yang menempel di sebuah ruangan khusus pun sudah menunjukkan ke angka dua belas, maka sudah saatnya istirahat. Teman-teman mekanik banyak yang sudah keluar bengkel untuk mencari makanan buat mengisi perutnya masing-masing. Namun, untuk yang beragama Islam, tentu saja salat berjamaah dulu di mushola bengkel. 

Hatiku masih sangat penasaran dengan kelakuan Alika tadi pagi yang tiba-tiba mengirim pesan. Memang, aku sudah membalasnya, tetapi tadi pagi dia tidak langsung menjawabnya. Setelah salat Zuhur berjamaah di mushola, aku tak langsung mencari makanan. Namun, diri ini langsung masuk ke ruangan ganti baju untuk mengambil ponsel dan membukanya. Dan perasaanku memang benar. Satu gelembung pesan terlihat dari pengirim yang bernama Alika.

'A, mau minta tolong lagi. boleh, nggak?' Sebuah pesan yang aku baca. 

Hadeuhhh! Memang benar, pasti dia mau meminta tolong lagi. Satu pesan itu aku biarkan saja dan untung saja di ponsel ini sudah ada gelembung pesan yang langsung bisa terlihat di layar, sehingga tidak perlu untuk membukanya lagi. Biarlah! Kalau dia berpikir aku mencuekkan pesannya. Sebab, aku sendiri lagi pusing memikirkan pekerjaan dan nama Ayu pun selalu teringat di dalam kepala ini.

Langsung saja ponsel ini aku matikan dan disimpan kembali dalam loker yang berada di ruangan ganti. Aku sendiri sekarang ini tak ingin ada yang mengganggu. Perasaan yang kacau ini, cukup hanya diriku saja yang mengetahuinya. Jika, angin bisa menerbangkan semua rasa penasaranku kepada Ayu, maka diri ini sangat rela agar bisa dekat dengannya selalu. Namun, aku tahu semua itu tak mungkin terjadi. Maka, hanya dengan keberanian yang tinggilah jalan salah satunya agar bisa dekat dengan wanita yang menjadi incaran hati ini.

Perutku mulai mengeluarkan suara, lapar. Kuayunkan kaki untuk mencari makanan keluar tempat kerja. Namun, sewaktu baru saja sampai pintu keluar. Aku mendengar seorang wanita memanggilku dari samping pintu. Kutengokkan kepala ke samping, alhasil aku merasakan gembira ditambah malu juga.

"Eh, Ayu. Sedang apa di sini?" tanyaku yang sudah berada di depannya. 

"Nunggu mobil, Kang." Dia memegang ponsel, "kerja di sini juga, ya?" lanjutnya dia melemparkan pertanyaan. 

"Iya, aku kerja di sini," jawabku. "Kenapa nggak pulang saja, mungkin mobil yang kamu tunggu sedang turun mesin. Jadi, akan sangat lama untuk diperbaikinya," tambahku dengan memberikan penjelasan kepadanya.

Jadi, benar nama yang tertera di buku mobil yang sedang aku kerjakan itu punya dia. Tentu, aku tak akan ngasih tahu bahwa diri ini yang mengerjakan mobilnya. Dia hanya bengong mendengarkan penjelasanku. 

"Emang sih, itu mobil parah banget rusaknya." Dia pun berkata dengan nada rendah. 

"Jadi, lebih baik tanyakan lagi kepada orang yang melayanimu tadi waktu pendaftaran servis di bengkel ini," kataku sambil duduk di sampingnya. "Kan, kalau sudah ditanyakan. Nanti, jadi jelas," sambungku. 

Dia berdiam, lalu berkata, " Iya juga, ya." 

Jam sudah menunjukkan pukul 12.35 WIB, mentari terus memancarkan sinarnya di siang hari ini. Ada rasa panas sekali yang sangat berbeda jika dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya. Mungkin, cuaca dan polusi di siang hari ini yang memengaruhi udara menjadi panas. Aku pamit kepada Ayu untuk mengisi perut lapar yang sudah tak bisa tertahan lagi.

Es teh dan nasi rendang aku pesan untuk menu makan siang di waktu istirahat kerja. Uh, memang sangat enak jika makan di saat lapar itu. Rumah makan nasi Padang ini tak pernah sepi dan selalu menjadi primadona bagi teman-teman mekanik yang kerja bareng denganku. Memang, dari tempatnya pun sangat strategis yang berhadapan langsung dengan tempat kerjaku, masakannya enak, dan harganya pun lumayan terjangkau. 


***


Sial! Aku lupa. Kenapa tadi saat berhadapan dengan Ayu, aku tak minta nomor ponselnya? Hadeuhh! Aku memang sering lupa kalau sudah berhadapan dengan seorang wanita itu, apalagi dia sudah merusak pikiran dan hatiku. Walaupun, dia belum tahu tentang hatiku di saat berhadapan dengannya. Namun, jantungku semakin dag-dig-dug saja di saat berbicara dengannya itu. 

Pekerjaan yang sungguh membuat aku tidak mengenakan, rasanya bosan dengan ini semua. Yang mana setiap detik dan jam, aku hanya membongkar dan membersihkan bagian mesin, dimulai dari: bagian tutup mesin, piston, dan masih banyak yang lainnya. Sudah tiga botol breake cleanner yang aku habiskan. Namun, keadaan mesin belum bersih sempurna. Mungkin saja, ini akan memerlukan waktu yang sangat lama.


....

Komentar

Tulisan Favorit Pembaca

5 Cakupan Tindak KDRT dan Akibat yang Bisa Terjadi, Pasutri Wajib Tahu!

Salar de Uyuni, Cermin Raksasa yang Ada di Bolivia

Lelaki yang Patah Hati

Di Balik Jendela Kaca

SEMBUH ITU KEINGINAN