Postingan Terbaru

Batu Hitam yang Terluka

Gambar
Ilustrasi| Pexels.com/Kàssia Melo di pertigaan yang pernah kita jumpai  aku melihat kembali batu tulis itu  yang kini sudah berwarna hitam pekat  dan tulisan kita tak jelas lagi kini, tak ada lagi saksi kita di batu hitam yang penuh kenangan  di pertigaan tempat dulu kita berjanji  di depan tulisan yang dulu dicintai batu hitam itu benar-benar terluka  karena sudah terpecah setengah  antara lambang hati yang pernah kita ukir  di bawah tulisan cinta yang satu hati rasanya, kita menanamkan luka  yang amat dalam dan kini berbunga  bunga hitam yang penuh kegelapan  di antara jiwa-jiwa kita yang semakin berjauhan  aku merenung di depan ini,  menafsirkan semua luka di batu itu  ada getir, ya, ada getir yang terasa merasuk hingga masuk ke dalam hati yang sudah alfa  untukmu; untuk dirimu yang meninggalkan 2024

Perhatikan! Inilah 6 Prinsip Audiens dalam Penulisan Skenario yang Wajib Diketahui

Perhatikan! Inilah 6 Prinsip Audiens dalam Penulisan Skenario yang Wajib Diketahui
Ilustrasi | Pexels.com/Tima Miroshnichenko

Mungkin, kebanyakan seorang penulis di awal menuliskan skenario itu dalam bayangannya adalah bisa diubah bentuk menjadi film dan diputar di ratusan atau ribuan bioskop. 

Namun, hal semacam itu pun harus bisa dimengerti bahwa kualitas dari tulisan itu yang paling utama. Maka, untuk meraih kesuksesan dalam menulis skenario itu perlu memahami juga cara kerja audiensnya. 

Kemudian, sudah bisa diketahui bahwa audiens pertama itu ialah pembaca. Selanjutnya, memenangkan hati pembaca pun bisa sangat penting untuk kesuksesan seorang penulis. 

Bahkan, pembaca di sini pun harus bisa dipahami bahwa maksud dari pembaca itu ialah yang benar-benar bisa membaca atau tipikal manusia yang bisa membaca. 

Oleh karena itu, manusia yang bisa membaca itu bisa mencari naskah yang menurut mereka akan menenangkan manusia biasa lainnya. 

Kemudian, audiens seperti apa yang bisa membantu penulis untuk memulai perjalanannya dalam menuliskan skenario? Mengutip dari laman The Story Department, yakni sebagai berikut:

1. Penonton yang mengikuti tindakan

Poin pertama ini bisa menjadi jalan untuk seseorang melakukan sesuatu. Sebab, hal ini berlaku untuk cerita secara keseluruhan. Oleh karena itu, ketika penulis menuliskan deskripsi adegan maka ingatlah juga hal semacam ini. 



Namun, harus bisa diingat juga bahwa jangan mencantumkan item dalam sebuah adegan, seperti yang mungkin dilakukan dalam sandiwara panggung. 

2. Penonton menyukai motivasi yang jelas 

Harus bisa dipahami dan diingat bahwa audiens itu ingin tahu mengapa orang melakukan hal-hal yang mereka lakukan. Kemudian, mungkin saja berguna untuk memperkenalkan karakter yang menunjukkan perilaku untuk menjadi penarik perhatian. 

3. Penonton menyukai antisipasi 

Maksud dari poin ini ialah audiens terus mencoba mencari tahu ke mana penulis itu sendiri mengarahkan mereka. Kemudian, hal semacam ini sering bisa direnungkan, diamati, dan diantisipasi untuk kejadian di masa depan berdasarkan pertunjukan di masa kini. 

4. Penonton menyukai detail 

Dalam hal semacam ini bisa diartikan bahwa penonton pun memperhatikan petunjuk yang dapat digunakan untuk menyatukan ke mana arah cerita. 

5. Audiens melekat pada karakter 

Penonton pun merespon paling baik ketika mereka dapat mengidentifikasi karakter. Oleh karena itu, penulisan karakter dalam hal semacam ini pun harus jelas karena semua itu bisa membantu kepada penulisan naskah yang sukses. 



6. Audiens membutuhkan struktur 

Struktur yang jelas pun sangat dibutuhkan di dalam sini karena bisa saja hal semacam itu mampu untuk menciptakan ketegangan. 

Kemudian, untuk menciptakan ketegangan pun terdapat beberapa poin, yakni sebagai berikut: 

  1. Perlu mengenal karakter dan mempelajari apa tujuan dari karakter tersebut. 
  2. Melihat karakter mengejar tujuan tersebut meskipun ada rintangan.
  3. Mempelajari apakah karakter itu mencapai tujuan atau tidak. 

Oleh karena itu, ketiga bagian ini bisa menjadi penting untuk memberikan bahwa ada tiga babak dalam struktur tersebut. 

Poin-poin yang sudah dituliskan di atas bisa menjadi suatu gambaran bahwa audiens pun bisa membantu untuk keberlangsungan dalam penulisan naskah atau skenario. 

Dengan demikian, penulisan skenario dan audiens pun bisa dikatakan saling kesatuan yang bisa menguatkan untuk menjadikan suatu cerita lebih menarik ketika dinikmati.(*)

Komentar

Tulisan Favorit Pembaca

5 Cakupan Tindak KDRT dan Akibat yang Bisa Terjadi, Pasutri Wajib Tahu!

Salar de Uyuni, Cermin Raksasa yang Ada di Bolivia

Lelaki yang Patah Hati

Di Balik Jendela Kaca

SEMBUH ITU KEINGINAN