Postingan Terbaru

Batu Hitam yang Terluka

Gambar
Ilustrasi| Pexels.com/Kàssia Melo di pertigaan yang pernah kita jumpai  aku melihat kembali batu tulis itu  yang kini sudah berwarna hitam pekat  dan tulisan kita tak jelas lagi kini, tak ada lagi saksi kita di batu hitam yang penuh kenangan  di pertigaan tempat dulu kita berjanji  di depan tulisan yang dulu dicintai batu hitam itu benar-benar terluka  karena sudah terpecah setengah  antara lambang hati yang pernah kita ukir  di bawah tulisan cinta yang satu hati rasanya, kita menanamkan luka  yang amat dalam dan kini berbunga  bunga hitam yang penuh kegelapan  di antara jiwa-jiwa kita yang semakin berjauhan  aku merenung di depan ini,  menafsirkan semua luka di batu itu  ada getir, ya, ada getir yang terasa merasuk hingga masuk ke dalam hati yang sudah alfa  untukmu; untuk dirimu yang meninggalkan 2024

Perempuan yang Berangka Enam

Perempuan yang Berangka Enam


Dari kejauhan, perempuan yang berada di balik angka enam itu selalu memperlihatkan wajah aslinya. Bahkan, ia pun sedikit demi sedikit terlihat memahami semua ungkapan yang keluar dari orang-orang di depannya. 

Saya masih berdiri di depan kantor yang atapnya terlihat bocor, sedangkan perempuan itu berjalan ke sana-sini dan terlihat khawatir. Kemudian, saya pun mencoba untuk mendekatinya dengan berbagai pertanyaan yang sudah disiapkan. 

Dalam kehidupan yang serba salah ini mungkin saja setiap orang pun mempunyai cara untuk meredakannya. Namun, hal-hal tersulit pun bisa saja terus muncul dan sulit untuk diredakan. Saya mematung sebentar di depan perempuan itu sambil membenarkan rambut yang sudah acak-acakan ini. 

Kemudian dalam kegamangan yang berada di dalam hati, saya berjalan kembali dan tepat berada di depan perempuan berangka enam itu. Namun, saya begitu terkejut ketika perempuan itu malah menatap tajam diri ini. Ada apa? Tanya saya dalam hati. 

Selang beberapa detik kemudian, perempuan itu langsung melemparkan pertanyaan, "Ada apa kamu, ke sini?" 

Saya malah terpaku dan sulit untuk mengeluarkan satu kata pun, sedangkan tangan ini mulai terasa dingin. 



"Mau apa ke sini?" tanya perempuan itu, "kenapa berdiri di situ saja?" tambahnya bertanya lagi. 

Saya pun hanya menggeleng-gelengkan kepala saja. 

"Hmm. Laki-laki yang aneh!" kata perempuan itu sambil berjalan menjauhi saya.

Saya tersenyum karena baru kali ini mendengar perkataan perempuan itu, sedangkan mata ini menatap tajam setiap langkah demi langkah.

Perempuan yang oleh saya disebut sebagai perempuan berangka enam itu tertunduk lalu seperti mengeluarkan air mata yang entahlah karena apa bisa seperti itu. Kemudian, saya melangkahkan kaki kembali untuk lebih dekat dengan perempuan itu dengan pikiran yang sudah dipenuhi oleh kata-kata tanya.

Awalnya, saya penasaran ketika melihat ada perempuan yang sedang duduk seperti angka enam di depan toko mainan. Kemudian, saya pandang dengan mata yang telanjang sampai perempuan itu pergi dari tempat itu. Namun, waktu pun terus berlalu, sedangkan ingatan tentang perempuan yang berangka enam itu selalu teringat yang entahlah rasa semacam apa ini. 

Tidak lama kemudian setelah hari-hari yang lalu, perempuan itu terlihat kembali di depan toko emas. Saya mengerutkan kening lalu kedua tangan ini bergetar dan terasa dingin. Entahlah! Sewaktu itu,  saya pun sangat sulit untuk mengeluarkan kata-kata dan seperti ada batu yang mengganjal di tenggorokan ini.



Setelah beberapa menit saya pandangi perempuan itu dari kejauhan, akhirnya rasa untuk mendekatinya itu semakin bergejolak. Saya melangkahkan kaki. Saya mendekat dengan pertanyaan yang sudah terkumpul di dalam kepala ini, sedangkan perempuan itu malah terlihat tidak suka untuk didekati.

Saya mendadak mematung ketika perempuan itu bertanya lalu hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala. Namun, perempuan itu masih seperti berwatak keras yang mana sangat sulit untuk didekati. Kemudian, saya harus bagaimana? Tanya hati yang paling dalam ini. Bahkan, pikiran ini pun malah semakin berspekulasi bahwa perempuan itu adalah perempuan yang harus diperjuangkan.

Dalam kehidupan yang terus berjalan bahwa perempuan yang seperti itu sangat sulit untuk ditemui lagi. Sebab, bisa saja perhitungannya bahwa perempuan seperti itu adalah hanya ada satu dari sepuluh perempuan lainnya. Saya memikirkan. Bahkan, pikiran ini masih melayang-melayang bahwa perempuan itu kenapa sangat sulit untuk didekati. 

Kini, perempuan berangka enam itu malah terasa mulai menjauh dari saya. Kemudian, saya pun mengerutkan kening dan berpikir bahwa salah apa diri ini sehingga perempuan itu malah terasa menjauh? Pikiran itu pun malah menjadi candu di kala langit sudah berubah warna dan udara yang semakin menusuk tubuh ini. Saya terdiam. Saya benar-benar sulit untuk memahami seorang perempuan berangka enam yang terlihat memiliki watak keras itu.(*)


2023

Komentar

Tulisan Favorit Pembaca

5 Cakupan Tindak KDRT dan Akibat yang Bisa Terjadi, Pasutri Wajib Tahu!

Salar de Uyuni, Cermin Raksasa yang Ada di Bolivia

Lelaki yang Patah Hati

Di Balik Jendela Kaca

SEMBUH ITU KEINGINAN