Postingan Terbaru

Batu Hitam yang Terluka

Gambar
Ilustrasi| Pexels.com/Kàssia Melo di pertigaan yang pernah kita jumpai  aku melihat kembali batu tulis itu  yang kini sudah berwarna hitam pekat  dan tulisan kita tak jelas lagi kini, tak ada lagi saksi kita di batu hitam yang penuh kenangan  di pertigaan tempat dulu kita berjanji  di depan tulisan yang dulu dicintai batu hitam itu benar-benar terluka  karena sudah terpecah setengah  antara lambang hati yang pernah kita ukir  di bawah tulisan cinta yang satu hati rasanya, kita menanamkan luka  yang amat dalam dan kini berbunga  bunga hitam yang penuh kegelapan  di antara jiwa-jiwa kita yang semakin berjauhan  aku merenung di depan ini,  menafsirkan semua luka di batu itu  ada getir, ya, ada getir yang terasa merasuk hingga masuk ke dalam hati yang sudah alfa  untukmu; untuk dirimu yang meninggalkan 2024

Kehidupan Mike (27)

Kehidupan Mike (27)


; Andi Bermimpi Buruk, Mike Menyemangati


Setelah beberapa hari Andi terdiam seperti orang yang sedang bingung, akhirnya sedikit demi sedikit ia berani juga untuk terbuka kepada Mike. Kemudian, Andi mulai merangkaikan kata untuk menceritakan semua hal yang dialaminya. Bahkan, lelaki yang berbadan kayu itu sudah terlihat siap untuk menceritakan secara terbuka kepada Mike.

Dalam bayang-bayang kesedihan yang merasuki Andi, Mike terus saja memupuk semangat agar si manusia kayu itu bisa ceria kembali. Bahkan, perlahan-lahan Mike memainkan irama yang khas untuk bisa meracuni Andi dengan semangat-semangatnya.

"Di, ayolah semangat lagi!" kata Mike dengan nada yang mantap. 

"Entahlah, aku ini kemarin-kemarin mengalami mimpi yang buruk," ujar Andi pelan yang samar-samar terdengar oleh Mike.

"Mimpi buruk?" Mike pun mengerutkan kening. 

"Iya, sebuah mimpi buruk yang masih sulit untuk ditafsirkan oleh hati yang terbuka ini," kata Andi sambil tangan kanannya memegang kening.

"Mimpi buruk seperti apa, sih?" tanya Mike yang berharap Andi bisa terbuka soal hatinya. 

"Masih sulit untukku sampaikan di kala hati ini masih bimbang." Andi pun menundukkan kepala seperti orang yang sedang bingung. 

"Hellehh, bahasanya puitis banget dirimu ini," ujar Mike lalu menggeleng-gelengkan kepala.

Andi pun tersenyum tipis lalu kembali berkata, "Biarin, dong!"

Mike yang mendengar perkataan itu pun langsung terkejut karena jarang banget Andi melemparkan kata seperti itu. Namun, entahlah! Dalam sisi lain, tentu Mike ini sangat peduli dan sama halnya kepeduliannya itu sama seperti Andi peduli denganya di kala galau sedang melanda dulu.

Satu per satu teka-teki terkait kehidupan Andi yang tiba-tiba saja sering merenung itu mulai terbuka. Bahkan, Mike langsung berdiri dan memandang sekitar bahwa lingkungannya terasa sepi dan malam pun terus merangkai naik. Ia pun tak menyadari bahwa secangkir kopi yang sedari tadi disimpan di meja depan Andi itu uapnya sudah tak mengepul lagi.

Namun, Mike malah tak nafsu lagi untuk meminum kopi dan ia hanya berdiri di samping Andi dengan tatapan yang mengarah ke depan gerbang rumahnya. Kemudian, Andi pun ikut berdiri dan merangkul Mike sambil berkata, "Tenang saja Mike, aku tak apa-apa!"

Mike langsung saja mengarahkan pandangannya ke wajah Andi lalu bertanya, "Beneran kamu, tak apa-apa?"

Andi malah tersenyum dan tak melemparkan satu patah kata pun. Bahkan, si manusia kayu itu langsung melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah. Dalam bayang-bayang Mike, lelaki yang berwajah kayu itu masih belum bisa menceritakan secara terbuka kepada dirinya. Kemudian, Mike pun tanpa ba-bi-bu mengikuti sahabatnya itu untuk masuk ke dalam rumah juga.

Setelah dua puluh menit kemudian, ada hal yang cukup membedakan dan semua itu terasa oleh Mike. Lelaki berparas ganteng itu merasa bahwa kehidupannya harus memberi contoh kepada Andi. Oleh karena itu, dari memberi contoh yang baik, mungkin saja nantinya Andi bisa berkata jujur kepada dirinya. Bahkan, Mike memandang serius Andi yang duduk di kursi tengah rumah, sedangkan pikirannya terus-menerus memikirkan cara yang pas untuk memancing sahabatnya itu berbicara secara terbuka.

Hal-hal semacam itu menjadi sebuah pemikiran yang nyata dalam kepala Mike. Bahkan, lelaki yang berambut rapi itu memutuskan untuk duduk di samping Andi lalu kembali bertanya, "Di, beneran kamu itu tidak apa-apa?" 

"Hu'um." Andi pun hanya mengeluarkan satu kata saja dan ia seperti menghindari pertanyaan yang Mike berikan itu.

Mike masih belum percaya sepenuhnya atas jawaban yang disampaikan oleh Andi. Kemudian, lelaki berparas ganteng itu mengetuk-ngetuk kepala seperti sedang memikirkan sesuatu. Bahkan, dalam hatinya malah bertanya, apakah Andi itu bermimpi buruk terkait keluarganya? Ataupun lainnya?

Problema semacam itu malah bermunculan dan menciptakan sebuah pemikiran yang tampak tidak pernah terjawab oleh hati terbuka Mike. Mike terdiam mematung di tengah rumah, sedangkan Andi malah berjalan ke arah jendela lalu berdiri dan melihat ke arah luar rumah. Momen seperti itu pun menjadikan sebuah momen yang menjadi teka-teki dan sulit untuk ditafsirkan oleh hati Mike dengan nyata.

Waktu terus berjalan, sedangkan kehidupan terasa begitu tak disangka oleh Mike. Kemudian, Mike mengetuk-ngetuk kepalanya seperti orang yang sedang bingung. Bahkan, lelaki yang berada di samping Andi itu malah terbengong ketika memikirkan semua hal yang menyerang kehidupannya. Mike menyadari bahwa kehidupan itu ialah perjalanan maka hal-hal yang nyata pun selalu berdatangan. Namun, semua itu kadang berbanding terbalik dengan yang diharapkan oleh Mike sendiri. Kemudian, lelaki berbadan tegap itu menundukkan kepala dan mencoba untuk menerima semua hal yang datang kepada dirinya.

Ada hal juga yang sering menghantui antara perjalanan di kala Mike terpukul oleh rasa galau yang melanda. Mike mengerutkan kening, sedangkan Andi masih saja terdiam duduk di samping dirinya. Kemudian, dalam ruangan yang mungkin saja berukuran lima kali lima meter itu terasa sunyi dan hanya angin-angin malam saja yang terasa masuk dari celah-celah jendela ruang tamu.

"Kamu, beneran tak apa-apa ini?" tanya Mike sekali lagi kepada Andi. 

Andi mengangkat kepalanya dan tepat berada sejajar dengan Mike, lalu menjawab, "Aku beneran tak apa-apa." 

"Terus mimpi buruk yang tadi dikatakan itu apa?" 

"Entahlah. Entahlah, belum saatnya kamu mengetahuinya," jawab si manusia kayu itu tanpa ba-bi-bu lagi. 


....

Komentar

Tulisan Favorit Pembaca

5 Cakupan Tindak KDRT dan Akibat yang Bisa Terjadi, Pasutri Wajib Tahu!

Salar de Uyuni, Cermin Raksasa yang Ada di Bolivia

Lelaki yang Patah Hati

Di Balik Jendela Kaca

SEMBUH ITU KEINGINAN