Postingan Terbaru

Batu Hitam yang Terluka

Gambar
Ilustrasi| Pexels.com/Kàssia Melo di pertigaan yang pernah kita jumpai  aku melihat kembali batu tulis itu  yang kini sudah berwarna hitam pekat  dan tulisan kita tak jelas lagi kini, tak ada lagi saksi kita di batu hitam yang penuh kenangan  di pertigaan tempat dulu kita berjanji  di depan tulisan yang dulu dicintai batu hitam itu benar-benar terluka  karena sudah terpecah setengah  antara lambang hati yang pernah kita ukir  di bawah tulisan cinta yang satu hati rasanya, kita menanamkan luka  yang amat dalam dan kini berbunga  bunga hitam yang penuh kegelapan  di antara jiwa-jiwa kita yang semakin berjauhan  aku merenung di depan ini,  menafsirkan semua luka di batu itu  ada getir, ya, ada getir yang terasa merasuk hingga masuk ke dalam hati yang sudah alfa  untukmu; untuk dirimu yang meninggalkan 2024

Hujan-Hujan yang Membasahi Halaman Rumah

Hujan-Hujan yang Membasahi Halaman Rumah
Ilustrasi | Pexels.com/Aleksandar Pasaric


Hujan-hujan itu berhasil membasahi halaman rumah hingga akhirnya menghilangkan jejak-jejak kerinduan yang dimunculkan olehmu. Namun hari demi hari, setiap langkah; setiap detik, jejak-jejak itu selalu tergambar dan terlihat tampak berada di halaman rumah. Akan tetapi hujan di malam ini, berhasil menghapus semua jejak kerinduan itu hingga benar-benar tak tersisa lagi. 

Duh, aku merasakan bahwa kerinduan itu hanyalah ilusi semata. Bahkan, rasanya sangat sulit untuk bisa dicurahkan ke dalam hatimu. Aku berpikir, apakah kau tak merasa bahwa aku pun selalu melangitkan namamu dan berharap semua itu bisa terbang lalu mendarat mulus ke dalam hatimu?

Entahlah, dunia ini seperti tak adil bagi orang-orang yang sedang merindu; meratapi; berharap; melangitkan doa; hal-hal itu menjadi sebuah yang ingin dicurahkan kepadamu.

Hmm, kau itu sekarang sedang apa? Tanyaku di kala hujan-hujan semakin membasahi halaman. Bahkan, suara hujan itu begitu nyaring terdengar olehku.



Malam ini, aku berencana mengumpulkan kembali jejak-jejak rindu yang mungkin saja sudah terbawa air hujan lalu mengalir ke selokan. Namun, hal semacam itu pun tak membuat semangatku padam dan menyerah begitu saja.

Kerinduan itu kalau tak ditemukan bisa seperti kalimat yang buntung, tak ada objek maupun subjeknya. Hal itu juga membuat sebuah kalimat menjadi tak indah sehingga kerinduan tak bertepi pun akan hampir sama seperti itu.

Di kala hujan, hal-hal yang menyangkut dirimu selalu teringat walaupun jejak-jejak kerinduan di halaman itu sering terhapus. Hujan itu bagaikan sebuah candu yang sering menghapus setiap jejak, sampai hal-hal terkecil pun bisa hilang tak tersisa!



Bagaimana kerinduan bisa terkumpul kembali? Tanyaku pelan yang mungkin hanya terdengar olehku saja. Di sela-sela hujan, 'ku berharap bahwa kerinduan itu bisa muncul kembali dan mampu untuk dikumpulkan dalam bentuk sebuah karya indah, sehingga dapat dinikmati oleh mata yang telanjang ini. 

Hujan-hujan itu mulai menetes ke dalam hati lalu keluar dari mata dan menciptakan danau di wajah. Kerinduan itu tampak semakin nyata terasa! Bahkan, jejak-jejak yang tadi terhapus pun mulai kelihatan kembali dan kerinduan-kerinduan yang baru ini muncul lagi untukmu—duhai kasih![]


2023

Komentar

Tulisan Favorit Pembaca

5 Cakupan Tindak KDRT dan Akibat yang Bisa Terjadi, Pasutri Wajib Tahu!

Salar de Uyuni, Cermin Raksasa yang Ada di Bolivia

Lelaki yang Patah Hati

Di Balik Jendela Kaca

SEMBUH ITU KEINGINAN