Postingan Terbaru
Hal Itu, Kini Telah Kembali
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Ilustrasi | Pexels.com/Benjamin Farren |
Hampir seminggu lamanya, aku menunggu hal yang pernah hilang. Akhirnya, kembali juga bak bunga yang mulai tumbuh lagi. Mataku sangat menyukai karena tampak indah untuk dipandangnya. Hatiku pun sangat menyukai karena berhasil menyembuhkan luka yang berada di dalamnya.
Hal-hal yang pernah hilang itu, kini kembali dengan wajah baru dan penuh warna. Bahkan, aku sendiri tak ingin lagi mengulang langkah yang pernah menenggelamkan semua itu. Biarlah, kecewa yang dulu tercipta itu menjadi sebuah pembelajaran yang bisa saja dipelajari untuk masa depan.
Kini telah kembali, kabar baik yang aku terima itu bak simponi keindahan; menciptakan suara menenteramkan kalbu. Ada benarnya menurut orang-orang yang berjubah hitam itu bahwa kesabaran akan dibalas dengan keindahan. Hal semacam itulah yang terasa oleh batin ini hingga menciptakan semangat lagi untuk hidup.
Jika, melihat angin! Hal yang pernah hilang itu pun bisa dikatakan seperti angin sehingga diembuskan itu malah menyebar ke mana-mana. Namun, bisa kembali lagi untuk menjadi angin-angin kesegaran. Penomena yang langka itu pun sangat dirasakan dan tampil ke permukaan.
- Baca Juga: Bahagianya Mengenal Dirimu
Aku masih mengingat juga bahwa kehilangan itu adalah ujian yang bisa saja menyerap kalbu hingga tak berdaya. Kemudian, kalbu itu sudah tak bisa dipakai untuk memilah kebaikan ataupun keburukan bagi kehidupan yang nyata. Namun, masih untung! Hal semacam itu tak menyerangku dengan kejam dan memborbardir sehingga kehidupan ini senantiasa bisa diperbaiki untuk mengarah ke arah yang benar.
Apa yang pernah hilang itu kini telah kembali, kataku di bawah langit hitam, sedangkan bulan masih mengintip ke arah orang-orang yang masih mencari makan.
- Baca Juga: Dilema yang Tak Berujung
Di antara bayang-bayang yang sunyi, kutapaki lagi langkah demi langkah kehidupan nyata ini. Bahkan, hal yang kembali itu begitu tertanam dalam diri dan menjadi suatu tolok ukur untuk terus melangkah. Di antara kehidupan, pasti ada gejolak yang menyerang dari segala arah; kesakitan; kesedihan; kesuraman dan semua rasa-rasa lain yang menyerangnya.
Pergolakan batin terus merajalela, bahkan rasanya seperti membombardir kehidupan. Namun, langkah demi langkah ini seperti sebuah jalan yang kadang lurus dan berbelok. Kemudian, jikalau angin bisa kembali dengan angin-angin kesegaran. Mungkin, kehilangan yang telah kembali ini bisa terus menciptakan kebahagiaan.
Aku tak ingin mengulangi langkah yang mengecewakan lagi, kataku sembari duduk dan menikmati malam dengan udara dinginnya. Bahkan, harapan-harapan pun dilangitkan agar bisa menyebar menjadi sebuah titik-titik ketenteraman untuk hari yang akan datang.(*)
2023
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar