Postingan Terbaru

Batu Hitam yang Terluka

Gambar
Ilustrasi| Pexels.com/Kàssia Melo di pertigaan yang pernah kita jumpai  aku melihat kembali batu tulis itu  yang kini sudah berwarna hitam pekat  dan tulisan kita tak jelas lagi kini, tak ada lagi saksi kita di batu hitam yang penuh kenangan  di pertigaan tempat dulu kita berjanji  di depan tulisan yang dulu dicintai batu hitam itu benar-benar terluka  karena sudah terpecah setengah  antara lambang hati yang pernah kita ukir  di bawah tulisan cinta yang satu hati rasanya, kita menanamkan luka  yang amat dalam dan kini berbunga  bunga hitam yang penuh kegelapan  di antara jiwa-jiwa kita yang semakin berjauhan  aku merenung di depan ini,  menafsirkan semua luka di batu itu  ada getir, ya, ada getir yang terasa merasuk hingga masuk ke dalam hati yang sudah alfa  untukmu; untuk dirimu yang meninggalkan 2024

Tiga Tahun

Tiga Tahun


Sudah tiga tahun, saya masih mengingatmu di sini! Entah, sampai kapan hati ini dirundung oleh kegalauan? Sampai kapan saya harus menahan rindu kepadamu? Sampai kapan saya harus menahan rasa yang bergejolak di hati? Saya benar-benar bingung dibuat olehmu. Bahkan, kehidupan ini rasanya kurang berwarna tanpa dirimu yang tak pernah ada lagi di samping saya ini.

Sudah berbagai cara saya lakukan untuk melupakan dirimu, tapi semua itu seperti tanaman yang tumbuh kembali. Entahlah! Saya itu sebenarnya harus bagaimana? Saya benar-benar bingung harus bagaimana?

Di sini! Di tempat ini! Sudah seperti awan mendung yang ingin menjatuhkan isinya. Saya harus bagaimana? Pertanyaan itu selalu muncul di kala sendiri sambil menikmati foto yang tersimpan di ponsel ini.

Kadang, saya harus dipaksa mengerti di kala hati merindukan dirimu berada di sini. Kadang, saya harus dipaksa menahan di kala rindu itu terus-menerus menggerogoti hati. Kadang, saya pun tak bisa apa-apa dan akhirnya harus memasrahkan-Nya.

Sudah tiga tahun, saya tak lagi melihat wujudmu. Sudah tiga tahun, saya tak mendengar suaramu. Sudah tiga tahun, saya tak melihat senyum indahmu. Sudah tiga tahun, saya tak mendapatkan omelan dirimu. Sudah tiga tahu, saya masih setia mengharapkan dirimu ada lagi di sini. Sudah tiga tahun, hidup pun sudah seperti layangan yang terombang-ambing ke sana-kemari. Sudah tiga tahun, saya harus bisa mengikhlaskan dirimu untuk selamanya.[]


2022

Komentar

Tulisan Favorit Pembaca

5 Cakupan Tindak KDRT dan Akibat yang Bisa Terjadi, Pasutri Wajib Tahu!

Salar de Uyuni, Cermin Raksasa yang Ada di Bolivia

Lelaki yang Patah Hati

Di Balik Jendela Kaca

SEMBUH ITU KEINGINAN