Postingan Terbaru

Batu Hitam yang Terluka

Gambar
Ilustrasi| Pexels.com/Kàssia Melo di pertigaan yang pernah kita jumpai  aku melihat kembali batu tulis itu  yang kini sudah berwarna hitam pekat  dan tulisan kita tak jelas lagi kini, tak ada lagi saksi kita di batu hitam yang penuh kenangan  di pertigaan tempat dulu kita berjanji  di depan tulisan yang dulu dicintai batu hitam itu benar-benar terluka  karena sudah terpecah setengah  antara lambang hati yang pernah kita ukir  di bawah tulisan cinta yang satu hati rasanya, kita menanamkan luka  yang amat dalam dan kini berbunga  bunga hitam yang penuh kegelapan  di antara jiwa-jiwa kita yang semakin berjauhan  aku merenung di depan ini,  menafsirkan semua luka di batu itu  ada getir, ya, ada getir yang terasa merasuk hingga masuk ke dalam hati yang sudah alfa  untukmu; untuk dirimu yang meninggalkan 2024

Jawaban Aini Putri Ramadani

Jawaban Aini Putri Ramadani

"Dulu, aku menjadi seorang yang bodoh telah meninggalkan seseorang berhati ikhlas. Aku sangat bodoh, A. Tolong dengarkan jawaban aku, ya? Tolong berikan aku kesempatan untuk menyampaikan isi hati yang telah lama terpendam ini:

Sewaktu, Aa, terbaring di kamar rumah sakit. Aku langsung down. Aku tak bisa berbuat apa-apa. Aku tak berani untuk menengok ke rumah sakit. Itu kesalahan aku selama ini. Kesalahan yang tak bisa dibenarkan oleh apa pun. Kesalahan yang akan terus membekas di hati. Sewaktu itu, awalnya aku tak percaya dengan musibah yang Aa dapatkan itu. Aku tak percaya. Namun, setelah aku telepon Mama Aa. Semua itu, baru aku percaya. Apakah aku harus menceritakan setelah aku mendapatkan kabar itu? 

Oke, nih, aku akan ceritakan setelah mendapatkan kabar itu. Setelah menelepon Mama Aa, aku pergi ke kamar. Aku tak kuat menahan air mata. Ya, aku menangis. Hatiku menjerit tak kuasa kalau melihat Aa langsung ke rumah sakit. Apalagi kata Mama Aa, sekarang pacarmu terbaring lemah dengan jarum menempel di tangannya, untuk bernapas pun harus pakai oksigen. A, kamu harus tahu juga dengan cerita ini. 

Kata Aa, aku tak pernah mau menengok langsung masuk ke rumah sakit. Ya, itu memang benar. Namun, aku sudah berusaha untuk berangkat. Akan tetapi, hal-hal lain selalu menghalangi. Ya, aku memang bodoh. Bahkan, kalau dibandingkan dengan kerbau pun aku lebih bodoh.

Sekarang, aku ke sini. Ke rumah, Aa. Untuk menemui, Aa. Untuk minta maaf. Namun, sepertinya itu terlambat. Belum saja aku berbicara, tetapi Aa sudah mengusirku. Dari tadi, hatiku sakit. Kenapa bisa terjadi seperti ini? A, soal aku gandengan dengan cowok lain itu, itu hanya gandengan saja. Tak ada yang lebih. Tak ada status yang lebih. Namun, aku juga mengakui itu salah. Namun, mohon teramat mohon, tolong maafkan aku! 

A, jika Tuhan saja pemaaf. Apakah rela Aa tak memaafkan aku. Lihatlah aku ini! Jangan membelakangi aku!

Pagi ini, sejarah perjalanan hidup yang teramat sakit buat aku. Okelah kalau Aa tak mau memaafkan aku. Aku tak masalah. Namun, aku pesan saja. Jaga diri baik-baik, ya. Ingat! Cowok yang gandengan dengan aku itu bukan pacar, tapi ponakan, A. Ingat juga! Jangan lupa makan, jaga kesehatan. Dan maaf juga, dulu sewaktu Aa di rawat, aku tak bisa menemani Aa karena aku harus pergi ke luar kota secara mendadak urusan kerja. Tolong bisa dipahami. Soal kerja itu adalah impian aku dan itu harus professional jadi mohon maaf, A. Kalau selama ini, aku tak bisa menemani Aa selama sakit. Aku mohon maaf!

Sekarang, aku akan mengindahkan keinginan, Aa. Aku akan pergi, tapi harus Aa tahu, hatiku tak akan pernah pergi dari hatinya, Aa."[]


2021

Komentar

Tulisan Favorit Pembaca

5 Cakupan Tindak KDRT dan Akibat yang Bisa Terjadi, Pasutri Wajib Tahu!

Salar de Uyuni, Cermin Raksasa yang Ada di Bolivia

Lelaki yang Patah Hati

Di Balik Jendela Kaca

SEMBUH ITU KEINGINAN