Postingan Terbaru

Batu Hitam yang Terluka

Gambar
Ilustrasi| Pexels.com/Kàssia Melo di pertigaan yang pernah kita jumpai  aku melihat kembali batu tulis itu  yang kini sudah berwarna hitam pekat  dan tulisan kita tak jelas lagi kini, tak ada lagi saksi kita di batu hitam yang penuh kenangan  di pertigaan tempat dulu kita berjanji  di depan tulisan yang dulu dicintai batu hitam itu benar-benar terluka  karena sudah terpecah setengah  antara lambang hati yang pernah kita ukir  di bawah tulisan cinta yang satu hati rasanya, kita menanamkan luka  yang amat dalam dan kini berbunga  bunga hitam yang penuh kegelapan  di antara jiwa-jiwa kita yang semakin berjauhan  aku merenung di depan ini,  menafsirkan semua luka di batu itu  ada getir, ya, ada getir yang terasa merasuk hingga masuk ke dalam hati yang sudah alfa  untukmu; untuk dirimu yang meninggalkan 2024

Suami Istri

Suami Istri

Pagi sudah mulai kembali lagi, rintik hujan terus membasahi halaman rumahmu. Bulan Desember ini menjadi awal perubahan musim kemarau ke hujan. Kau bangun dari tidur, tanganmu mengucek-ngucek mata. Kemudian, mata kau menyorot ke arah jam dinding. Ketika itu, kau tampak kaget dan langsung menepuk-nepuk punggung suamimu. 

"Aa, bangun, dong!" ucap kau dengan nada pelan ke telinga suamimu.

Suamimu diam saja dan terus mengorok.

Ketika itu, kau turun dari ranjang dan berjalan ke arah kamar mandi dengan membawa pakaian-pakaian kotor. Kau yang sudah berada di kamar mandi. Pakaian-pakaian yang kotor itu kau masukan ke dalam ember. Tanganmu meraih deterjen yang menggantung di paku tembok kamar mandi. Kemudian, kau taburkan deterjen itu ke dalam ember dan tanganmu membolak-balikan pakaian yang sudah dikasih air sampai mengeluarkan busa.

Pagi sudah mulai merangkak naik, awan hitam berubah sedikit-sedikit menjadi biru. Rumahmu tampak sepi, tidak ada suara anak-anak kecil maupun orang tua. Kau di kamar mandi ditemani dengan suara air yang mengalir dari keran. Ketika kau menoleh ke belakang, tiba-tiba terlihat kaget.

"Astaghfirullah." Kau terpeleset mau jatuh, tetapi suamimu langsung menangkap tubuhmu. "Eh, ternyata. Aa, sudah bangun!"

"Nyucinya, aa bantu, ya!" ucap suamimu dengan nada pelan sambil memandang wajahmu.

Kau hanya mengangguk dan langsung meneruskan mencuci bersama suamimu.


***


Waktu sudah siang, cerobong-cerobong pabrik masih mengeluarkan asap yang mengepul ke atas langit tempat tinggalmu. Mungkin, udara bersih tercemar menjadi polusi. Kau duduk di teras rumah dengan tangan memainkan gawai. Halamanmu ramai sekali, banyak anak-anak kecil bermain loncat tinggi menggunakan karet yang disambung-sambungkan.

"Sayur ... yur ... sayur ...!" teriak tukang sayur yang berhenti di depan rumahmu.

Kau masuk ke dalam rumah. Ketika keluar rumah lagi, kau memegang dompet warna merah, kemudian berjalan ke arah tukang sayur itu.


***


Hujan mengguyur deras di sore hari, langit berwarna hitam, suara petir terdengar di dalam rumahmu. Kau duduk di kursi meja makan, di situ ada tumis kangkung, tempe, tahu, dan ikan asin. Matamu pun terus memandang gawai yang kau mainkan.

"Assalamualaikum," ucap suamimu dan kau terlihat kaget.

"Apa?" kata kau, sambil tangan kananmu menyimpan gawai ke meja. "Oh kamu, Aa," tambahmu.

"Kok kaget, Neng?" tanya suamimu, sambil berjalan ke arah kursi yang ada di sampingmu.

"Nggak ada apa-apa. Aa, mau istirahat dulu atau langsung makan?" tanyamu, "aku udah masakin dan aku duduk di sini itu untuk nungguin, Aa, pulang kerja," tambahmu.

"Ya udah, sekarang aa makan dulu, ya!" ucap suamimu. 

Kau mengambil tas suamimu dan berjalan ke arah kamar tidur. Kemudian, kau kembali lagi ke dapur dan berkata, "Gimana enak, nggak?" 

"Enak, Neng," jawab suamimu dengan raut bibir terlihat senyum-senyum. 

"Ah, masa, sih? Mana, aku cobain!" Kau mengambil tumis kangkung yang ada di mangkuk meja makan. "Ah, asin banget." Kau pun mencubit tangan suamimu.

"Nggak apa-apa, kok, ini enak!" ucap suamimu. "Aa makan, nih!" Suami kau tersenyum sambil memakan masakanmu.[]


Cangkir Kopi, 20 Desember 2019

Komentar

Tulisan Favorit Pembaca

5 Cakupan Tindak KDRT dan Akibat yang Bisa Terjadi, Pasutri Wajib Tahu!

Salar de Uyuni, Cermin Raksasa yang Ada di Bolivia

Lelaki yang Patah Hati

Di Balik Jendela Kaca

SEMBUH ITU KEINGINAN