Postingan Terbaru
Suami Istri
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Pagi sudah mulai kembali lagi, rintik hujan terus membasahi halaman rumahmu. Bulan Desember ini menjadi awal perubahan musim kemarau ke hujan. Kau bangun dari tidur, tanganmu mengucek-ngucek mata. Kemudian, mata kau menyorot ke arah jam dinding. Ketika itu, kau tampak kaget dan langsung menepuk-nepuk punggung suamimu.
"Aa, bangun, dong!" ucap kau dengan nada pelan ke telinga suamimu.
Suamimu diam saja dan terus mengorok.
Ketika itu, kau turun dari ranjang dan berjalan ke arah kamar mandi dengan membawa pakaian-pakaian kotor. Kau yang sudah berada di kamar mandi. Pakaian-pakaian yang kotor itu kau masukan ke dalam ember. Tanganmu meraih deterjen yang menggantung di paku tembok kamar mandi. Kemudian, kau taburkan deterjen itu ke dalam ember dan tanganmu membolak-balikan pakaian yang sudah dikasih air sampai mengeluarkan busa.
Pagi sudah mulai merangkak naik, awan hitam berubah sedikit-sedikit menjadi biru. Rumahmu tampak sepi, tidak ada suara anak-anak kecil maupun orang tua. Kau di kamar mandi ditemani dengan suara air yang mengalir dari keran. Ketika kau menoleh ke belakang, tiba-tiba terlihat kaget.
"Astaghfirullah." Kau terpeleset mau jatuh, tetapi suamimu langsung menangkap tubuhmu. "Eh, ternyata. Aa, sudah bangun!"
"Nyucinya, aa bantu, ya!" ucap suamimu dengan nada pelan sambil memandang wajahmu.
Kau hanya mengangguk dan langsung meneruskan mencuci bersama suamimu.
***
Waktu sudah siang, cerobong-cerobong pabrik masih mengeluarkan asap yang mengepul ke atas langit tempat tinggalmu. Mungkin, udara bersih tercemar menjadi polusi. Kau duduk di teras rumah dengan tangan memainkan gawai. Halamanmu ramai sekali, banyak anak-anak kecil bermain loncat tinggi menggunakan karet yang disambung-sambungkan.
"Sayur ... yur ... sayur ...!" teriak tukang sayur yang berhenti di depan rumahmu.
Kau masuk ke dalam rumah. Ketika keluar rumah lagi, kau memegang dompet warna merah, kemudian berjalan ke arah tukang sayur itu.
***
Hujan mengguyur deras di sore hari, langit berwarna hitam, suara petir terdengar di dalam rumahmu. Kau duduk di kursi meja makan, di situ ada tumis kangkung, tempe, tahu, dan ikan asin. Matamu pun terus memandang gawai yang kau mainkan.
"Assalamualaikum," ucap suamimu dan kau terlihat kaget.
"Apa?" kata kau, sambil tangan kananmu menyimpan gawai ke meja. "Oh kamu, Aa," tambahmu.
"Kok kaget, Neng?" tanya suamimu, sambil berjalan ke arah kursi yang ada di sampingmu.
"Nggak ada apa-apa. Aa, mau istirahat dulu atau langsung makan?" tanyamu, "aku udah masakin dan aku duduk di sini itu untuk nungguin, Aa, pulang kerja," tambahmu.
"Ya udah, sekarang aa makan dulu, ya!" ucap suamimu.
Kau mengambil tas suamimu dan berjalan ke arah kamar tidur. Kemudian, kau kembali lagi ke dapur dan berkata, "Gimana enak, nggak?"
"Enak, Neng," jawab suamimu dengan raut bibir terlihat senyum-senyum.
"Ah, masa, sih? Mana, aku cobain!" Kau mengambil tumis kangkung yang ada di mangkuk meja makan. "Ah, asin banget." Kau pun mencubit tangan suamimu.
"Nggak apa-apa, kok, ini enak!" ucap suamimu. "Aa makan, nih!" Suami kau tersenyum sambil memakan masakanmu.[]
Cangkir Kopi, 20 Desember 2019
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar