Postingan Terbaru

Batu Hitam yang Terluka

Gambar
Ilustrasi| Pexels.com/Kàssia Melo di pertigaan yang pernah kita jumpai  aku melihat kembali batu tulis itu  yang kini sudah berwarna hitam pekat  dan tulisan kita tak jelas lagi kini, tak ada lagi saksi kita di batu hitam yang penuh kenangan  di pertigaan tempat dulu kita berjanji  di depan tulisan yang dulu dicintai batu hitam itu benar-benar terluka  karena sudah terpecah setengah  antara lambang hati yang pernah kita ukir  di bawah tulisan cinta yang satu hati rasanya, kita menanamkan luka  yang amat dalam dan kini berbunga  bunga hitam yang penuh kegelapan  di antara jiwa-jiwa kita yang semakin berjauhan  aku merenung di depan ini,  menafsirkan semua luka di batu itu  ada getir, ya, ada getir yang terasa merasuk hingga masuk ke dalam hati yang sudah alfa  untukmu; untuk dirimu yang meninggalkan 2024

Mengapa Dinamakan Gedung Sate? Inilah Sejarahnya!

Gedung Sate
Foto: Gedung Sate/wikipedia.org


GEDUNG SATE. Mungkin, sudah banyak yang mengetahui bahwa Gedung Sate ini bisa dibilang markahnya atau ikonnya Jawa Barat. Oleh karena itu, hal semacam ini bisa dikatakan indah karena sudah banyak juga yang mengetahui bahwa gedung ini adalah peninggalan masa kolonial Belanda di kala itu. Bukan hanya itu saja! Namun, keunikan dari arsitektur gedung ini pun bisa terbilang indah karena mungkin saja memasukan khas Indonesia dan Barat. Nah, hal tersebut pun bisa terlihat dari bangunan yang bersejarah ini. 

Tak bisa dielakkan lagi bahwa suatu bangunan sejarah itu tentu akan memikat orang-orang atau wisatawan untuk melihatnya. Oleh karena itu, gedung yang satu ini pun bisa dikatakan salah satu objek yang patut dilihat ketika bermain atau berliburan ke kota Bandung. Sudah banyak orang juga yang mengetahui bahwa gedung ini mempunyai suatu ciri khas, yaitu ornamen tusuk sate di menara sentralnya. Nah, hal tersebut pun menjadikan sesuatu kelebihan yang dimiliki gedung ini karena bisa saja mudah untuk diingat oleh orang-orang. 

Bukan hanya itu saja! Namun, Gedung Sate pun bisa terbilang berbeda dari bangunan yang ada di kota-kota lainnya. Bahkan, banyak juga orang yang terpana ketika melihat bangunan yang satu ini. Memang, harus diakui bahwa bangunan yang menerapkan desain Indo-European ini sungguh membuat jiwa terkagum-kagum. Harus bisa diketahui juga bahwa bangunan yang dibangun pada tahun 1920 ini pun bisa dikatakan masih kokoh sampai sekarang. 


Kapan dan siapa yang meletakkan batu pertama untuk pembangunan gedung ini? 


Mencari tahu hal semacam ini, tentu harus masuk kembali ke sejarah yang pernah tertuang di waktu dulu. Oleh karena itu, tak bisa hanya dengan kata-kata yang tak bersumber dengan jelas. Memang, peletakan batu pertama untuk membangung gedung ini diletakan oleh Johanna Catherina Coops, puteri sulung Wali Kota Bandung, Bertus Coops dan Petronella Roelofsen, mewakili Gubernur Jenderal di Batavia, J.P. Graaf van Limburg Stirum pada tanggal 27 Juli 1920. Bukan hanya itu saja! Namun, dari peletakan batu itu tentu ada yang merencanakan dan perencanaan itu oleh sebuah tim yang terdiri dari Ir. J. Gerber, arsitek muda kenamaan lulusan Fakultas Teknik Delft Nederland, Ir. Eh. De Roo dan Ir. G. Hendriks serta pihak Gemeente van Bandoeng, diketuai Kol. Pur. VL. Slors dengan para pekerjanya. 

Melihat dari itu bahwa sejarah awal mulanya gedung ini berdiri, tentu mempunyai perencanaan yang matang sehingga bangunan pun bisa kokoh sampai sekarang. Hal semacam itu pun harus bisa disadari bahwa bangunan yang dibangun ketika masa kolonial itu tentu mempunyai struktur bangunan yang baik dengan menggunakan kepingan batu ukuran satu kali satu kali satu meter. Nah, hal yang semacam itu pun efek didukung oleh alam perbukitan batu yang ada di Bandung Timur sekitar Arcamanik dan Gunung Manglayang. 

Tak sampai situ saja! Sejarah awal peletakan batu pertama itu pun cukup panjang sehingga mungkin tak bisa dituliskan di dalam artikel ini semua. Namun, satu per satu kepingan dari sejarah itu semoga bisa tertulis dan tersampaikan di sini. 

Kemudian, selama kurun empat tahun pada bulan September telah dibangun atau diselesaikan induk bangunan utama Gouverments Bedrijven atau sekarang lebih dikenal dengan nama Gedung Sate. Nah, hal itu menjadi suatu perubahan yang ada di daerah Jalan Diponegoro No. 22. 



Siapa arsitek Gedung Sate ini? 


Mungkin, banyak orang yang bertanya-tanya, siapa arsitek gedung ini? Harus diketahui juga bahwa arsitek dari gedung ini adalah Ir. J. Gerber. Namun, beliau juga dibantu dengan kelompoknya yang tidak lepas dapat dukungan dari maestro arsitek Belanda Dr. Hendrik Petrus Berlage. Oleh karena itu, wajah bangunan ini pun bisa dikatakan arsitektur tradisional Nusantara. 

Namun, banyak orang juga yang berkata bahwa gedung ini merupakan bangunan monumental yang anggun nan memesona sehingga bangunan ini mempunyai gayanya sendiri. Bukan hanya itu saja! Akan tetapi, banyak juga yang menilai bahwa arsitektur bangunan ini mengarah ke Indo-European. Namun, hal-hal semacam itu pun sah-sah saja karena sebagai bentuk penilaian yang dilemparkan kepada gedung ini. 

Keindahan Gedung Sate pun tak bisa dielakkan lagi bahwa D. Ruhl menuliskan dalam bukunya Bandoeng en haar Hoogvlakte 1952, "Gedung Sate adalah bangunan terindah di Indonesia". Oleh karena itu, gambaran-gambaran bahwa Gedung Sate memang indah itu nyata dan banyak juga yang mengakuinya. 


Gedung Sate
Foto: Gedung Sate Bagian Belakang/wikipedia.org


Kenapa dinamakan atau dikenal dengan sebutan Gedung Sate?
 


Sebelum gedung ini dinamakan atau dikenal dengan sebutan Gedung Sate, gedung ini mempunyai nama Gouvernements Bedrijven (GB) pada masa Hindia Belanda itu. Kemudian dengan perkembangan waktu dan zaman, orang-orang lebih mengenal dengan sebutan Gedung Sate karena di bagian atau puncak gedung ini memiliki hiasan yang menyerupai tusuk sate dengan enam bulatan yang menancap. Nah, hal semacam itu pun menjadi suatu ikon sehingga gedung ini lebih dikenal dengan sebutan Gedung Sate hingga sekarang. 

Harus bisa diketahui juga bahwa enam bulatan yang menempel itu bukan hanya menempel saja! Akan tetapi, enam bulatan itu menggambarkan atau melambangkan bahwa bangunan ini dibangun dengan menghabiskan enam juta gulden. Kemudian, ada salah satu yang unik lagi di bagian ini adalah ornamen batu yang terletak di atas pintu utama Gedung Sate, sampai sering juga dikaitkan dengan Candi Borobudur karena bentuknya serupa. 



Apa fungsi Gedung Sate ini? 


Awalnya, gedung ini diperuntukan bagi Departemen Lalu Lintas dan Pekerjaan Umum. Bahkan, gedung yang satu ini menjadi pusat pemerintahan Hindi Belanda setelah Batavia tidak memenuhi syarat. Oleh karena itu, sejarah dari bangunan ini pun bisa dikatakan panjang sehingga bisa saja menjadi suatu pengetahuan yang indah untuk diketahui. 

Kemudian sejak tahun 1980, Gedung Sate ini pun dikenal dengan sebutan Kantor Gubernur karena sudah menjadi pusat Pemerintah Jawa Barat. Oleh karena itu, pusat pemerintahan yang dulunya menempati Gedung Kerta Mukti di Jalan Braga Bandung itu berpindah ke Gedung Sate yang ada di Jalan Diponegoro No. 22. 

Namun, tak semua staf pemerintahan dapat mengisi gedung itu. Akan tetapi, sebagian staf pemerintahan itu mengisi Gedung Baru yang dibangun dari hasil karyanya arsitek Ir. Sudibyo pada tahun 1977. Oleh karena itu, keindahan tempat ini pun bisa semakin indah karena ditambah dengan berdiri Gedung Baru itu. 

Keindahan Gedung Sate ini pun mampu menyedot perhatian para wisatawan. Ya, baik wisatawan dalam negeri ataupun luar negeri. Memang, harus diakui juga bahwa gedung ini sudah menjadi objek wisata. Ya, bisa karena penilaian bahwa di gedung ini banyak histori dan keterkaitan emosi yang tinggi. Oleh karena itu, mungkin hal semacam itu pun menjadi sebuah alasan bahwa gedung ini bisa menjadi salah satu list yang patut dikunjungi atau dilihat ketika berlibur ke kota Bandung. 

Banyak juga yang bisa didapatkan di tempat ini! Khususnya jikalau berkunjung ketika hari Minggu maka banyak orang-orang yang memilih halaman Gedung Sate untuk bersantai. Ya, bisa sambil duduk-duduk bersandar menikmati udara yang segar ataupun berolahraga ringan sambil melihat-lihat keindahan kota Bandung dengan mata telanjang.[]

Komentar

Tulisan Favorit Pembaca

5 Cakupan Tindak KDRT dan Akibat yang Bisa Terjadi, Pasutri Wajib Tahu!

Salar de Uyuni, Cermin Raksasa yang Ada di Bolivia

Lelaki yang Patah Hati

Di Balik Jendela Kaca

SEMBUH ITU KEINGINAN