Postingan Terbaru
Kurasi Fiksimini (2)
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
MEMERAS OTAK ~ Tak ada setengah gelas, ia panik. Buru-buru dibukanya lagi daftar penulis baru bimbingannya, mencari yang segar.
Budi Cahyono
07072021
#RFM_ide
Pernahkah Anda berpikir bahwa di FM atas ini adalah sebuah alur cerita, pemilihan kata, padanan kata yang pas sehingga menciptakan sebuah drama? Bisa kita lihat sama-sama di FM atas itu penulis bisa saja mempermainkan daya pikir kepada pembacanya karena apa? Ya, karena permainan judul 'MEMERAS OTAK' dengan pembuka itu dibuat kesinambungan dan itu pun bisa saja menukik atau berpuntir (daya imajinasi) bagi orang yang membacanya. Hal yang jelas dalam FM atas itu penulis ingin membawa para pembaca berpikir ekstra agar bisa mencari tafsiran masing-masing tentang FM yang ditulisnya.
Langsung saja kita obrak-abrik atau mempreteli satu per satu kata ataupun kalimat yang ada di FM Budi Cahyono itu.
Mulai dari judul, ini bagaikan jantung yang bisa menghidupkan cerita karena sebuah awal cerita menarik bisa dilihat dan dinilai dari permainan judul yang menarik. Di situ terlihat dan terbaca dengan jelas penulis ngasih judul 'MEMERAS OTAK'. Kenapa harus memeras otak? Bukan langsung saja berpikir keras? Memeras otak dan berpikir keras itu hal yang sama saja. Namun, penulis FM itu lebih memilih 'MEMERAS OTAK'. Nah, di sinilah letak awal pemilihan judul yang pas sehingga penulis bisa mengeksplor lagi ke dalam kalimat pembuka. Judul ini seperti peluru dan kalimat pembuka seperti alat untuk menembakkan peluru tersebut. Mungkin, sebagian orang menilai memeras otak itu, ya, otaknya diperas terus sampai airnya keluar semua. Namun, FM ini tak berartian seperti itu karena ini hanya kecerdikan sang penulis untuk menciptakan gebrakan kepada si pembaca agar bisa mikir sesudah membaca FM-nya.
- Baca Juga: Kurasi Fiksimini (1)
Kemudian di awal pembuka itu ada kalimat 'Tak ada setengah gelas, ia panik.' lalu apa yang dimaksud dengan semua itu? Emang otak bisa diperas dan bisa menghasilkan air? Coba kita uraikan lagi. Di sana ada kalimat 'Tak ada setengah gelas, ia panik.' dengan tak ada setengah gelas, ia panik. Dalam artian di sini kita harus melihat kembali kepada judul yang ditulis oleh penulis FM ini 'MEMERAS OTAK' bisa diartikan berpikir keras dan sekeras-kerasnya bisa mengeluarkan ide-ide yang baik atau buruk di samping itu pun kadar pikiran orang berbeda-beda. Oleh karena itu, kita bisa menyambungkan kepada kalimat pembuka dengan 'Tak ada setengah gelas, ia panik.' itu pun bisa diartikan bahwa 'tak ada setengah gelas' adalah tentu gelas adalah sebuah benda mati untuk bisa dipakai untuk mengisi sesuatu (baik itu air maupun apa saja yang bisa diisikan ke dalam gelas). Namun, kita pun harus melihat kembali kepada judul memeras otak di sini pun ada kata kunci ide. Oleh karena itu, sudah tak bisa dielakkan lagi bahwa hasil perasan di otak itu adalah ide-ide yang dikumpulkan, tetapi idenya belum full atau macet di tengah jalan sehingga ia (sudut pandang orang ketiga menjadi panik). Hal semacam itu pun bisa diartikan ide itu dikumpulkan dalam sebuah cerita atau karangan karena kalau melihat dari kalimat selanjutnya bahwa ia adalah penulis. Namun, sebuah karangan itu menjadi macet di tengah jalan atau belum selesai, sedangkan ia (sudut pandang orang ketiga) harus berburu dengan deadline sehingga panik, kacau. Kemudian, lanjutannya bagaimana?
Langsung kembali dalam FM ini bisa terbilang unik dan menggelitik membuat greget untuk saya bisa menafsirkannya menurut pandangan pribadi. Untuk kalimat penutup atau sebuah langkah yang harus diambil oleh penulis agar sebuah FM yang ditulisnya bisa menarik, ya, dari penutup ini. Coba kita lihat dan baca lalu preteli yang ada di isi ini 'Buru-buru dibukanya lagi daftar penulis baru bimbingannya, mencari yang segar.'. Bisa kita sadari ini permainan alurnya cukup baik dan setiap penokohan dan gaya berceritanya cukup hidup. Untuk mencapai level seperti itu tentu harus banyak latihan dan butuh jam terbang. Bisa dilihat dari 'Buru-buru dibukanya lagi daftar penulis baru bimbingannya,' nah, kan kita ketemu dari inti permasalahan yang ada di atas. Mungkin awalnya bertanya-tanya, si ia itu siapa? Nah, bisa dilihat dari sini. Ia adalah bisa penulis dan guru bimbingan penulis. Di samping itu pun karena dia panik tak cukup mempunyai ide oleh karena itu dia langsung membuka kembali daftar penulis yang dibimbingnya, ya, untuk apa? Untuk mencari pertolongan agar ide-idenya bisa hidup kembali karena bisa dilihat dari kata-kata 'mencari yang segar' dalam artian ide untuk membuat karangan yang baru sebab kita sudah dikasih tahu awalnya bahwa kata kunci ini adalah sebuah ide dan penulis membawa pembaca bercerita kepada hal-hal penulis.
- Baca Juga: Pragmatik dan Implikatur Percakapan
Jadi, agak tak mungkin jika pembaca menggiring dirinya sendiri kepada sebuah kasus untuk pembunuhan karena di sana mempermainkan judul yang bisa saja awal berpikir ke sana. Kemudian, kalimat pembuka juga bisa menggiring ke sana dan di akhiri dengan penutup yang memakai 'mencari yang segar'. Oleh karena itu, saya sendiri di sini mencari satu pokok atau inti permasalahannya dulu lalu kata kunci yang penulis pakai. Kemudian, bisa menafsirkannya secara satu per satu kata dan jika sulit maka langsung saja menilai dengan saksama. Maka, di sini pun kita belajar dari sebuah FM di atas bahwa menafsirkan itu akan berbeda-beda dan sesuai gaya penafsiran yang menafsirkannya.
Namun, FM ini cukup membuat saya tergugah untuk sedikit menafsirkannya apa yang beliau tulis. Kita bisa melihat dari permainan judul dan di situ pun bisa dipelajari judul itu penting untuk meneruskan jalan cerita bisa baik atau buruk. Kemudian, alur, penokohan, dan gaya bercerita bisa hidup.[]
Hatur nuhun
Thu, 22 July 2021
5.16 am
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar