Postingan Terbaru

Batu Hitam yang Terluka

Gambar
Ilustrasi| Pexels.com/Kàssia Melo di pertigaan yang pernah kita jumpai  aku melihat kembali batu tulis itu  yang kini sudah berwarna hitam pekat  dan tulisan kita tak jelas lagi kini, tak ada lagi saksi kita di batu hitam yang penuh kenangan  di pertigaan tempat dulu kita berjanji  di depan tulisan yang dulu dicintai batu hitam itu benar-benar terluka  karena sudah terpecah setengah  antara lambang hati yang pernah kita ukir  di bawah tulisan cinta yang satu hati rasanya, kita menanamkan luka  yang amat dalam dan kini berbunga  bunga hitam yang penuh kegelapan  di antara jiwa-jiwa kita yang semakin berjauhan  aku merenung di depan ini,  menafsirkan semua luka di batu itu  ada getir, ya, ada getir yang terasa merasuk hingga masuk ke dalam hati yang sudah alfa  untukmu; untuk dirimu yang meninggalkan 2024

Keindahan yang Aku Inginkan

Wanita


Malam yang dingin, hujan pun turun lagi. Airnya membasahi genting-genting, pohon-pohon, jalanan, dan tentunya atap mobil yang kita pakai untuk ke restoran. Sungguh, hatiku jadi tak karuan ketika berada di samping dirimu. Namun masih untung, mataku masih fokus untuk melihat jalan yang kita lalui.

Setelah sampai di restoran, hujan masih turun di luaran sana. Kita langsung saja duduk di meja nomor 3A. 

"Kamu, mau makan apa?" tanyamu kepadaku.

"Terserah kamu saja," jawabku sambil melihat kedua bola matamu.

Setelah menunggu lima belas menit, makanan yang kita pesan pun jadi. Pelayan itu menyiapkannya di meja yang kita tempati, sedangkan perhatianku terus tertuju kepada indahnya matamu. 

"Ini makanannya sudah jadi!"

Kamu berhasil membuat aku terkejut.

"Oh, ya?"

"Nih!"

Mataku melihat di meja itu ada piring, sendok, garpu, gelas, dan tak lupa juga makanan yang tadi dipesan. Sungguh lengkap, kataku. Kamu pun tersenyum lalu langsung mengajakku untuk makan. 

Sewaktu kamu makan, pertanyaan-pertanyaan pun sering aku lontarkan kepadamu. Sampai, kamu terlihat lupa tentang rasa sakit. Ya, tentang sakit yang mungkin sering kamu dapatkan dari seorang lelaki pengkhianat. Aku pun terus bertanya-tanya sambil memegang sendok dan malam ini banyak yang aku ketahui tentang dirimu.

Setelah puas bertanya-tanya, aku izin ke toilet sebentar. Mungkin saja hanya beberapa menit. Tangan kananku pun masih memegang sendok. Dan dengan rasa masih was-was sekalian saja aku bersihkan sendok yang berlumuran darah segar itu. Kemudian, langsung keluar toilet lagi dan menuntun kamu untuk pulang ke rumah. Namun pas aku tuntun, banyak orang yang tak sanggup menatap wajahmu dengan lama. Sampai, ada seorang pelayan yang berteriak, "Ini mata siapa yang jatuh ke lantai?!"[]


2021

Komentar

Tulisan Favorit Pembaca

5 Cakupan Tindak KDRT dan Akibat yang Bisa Terjadi, Pasutri Wajib Tahu!

Salar de Uyuni, Cermin Raksasa yang Ada di Bolivia

Lelaki yang Patah Hati

Di Balik Jendela Kaca

SEMBUH ITU KEINGINAN