Postingan Terbaru

Batu Hitam yang Terluka

Gambar
Ilustrasi| Pexels.com/Kàssia Melo di pertigaan yang pernah kita jumpai  aku melihat kembali batu tulis itu  yang kini sudah berwarna hitam pekat  dan tulisan kita tak jelas lagi kini, tak ada lagi saksi kita di batu hitam yang penuh kenangan  di pertigaan tempat dulu kita berjanji  di depan tulisan yang dulu dicintai batu hitam itu benar-benar terluka  karena sudah terpecah setengah  antara lambang hati yang pernah kita ukir  di bawah tulisan cinta yang satu hati rasanya, kita menanamkan luka  yang amat dalam dan kini berbunga  bunga hitam yang penuh kegelapan  di antara jiwa-jiwa kita yang semakin berjauhan  aku merenung di depan ini,  menafsirkan semua luka di batu itu  ada getir, ya, ada getir yang terasa merasuk hingga masuk ke dalam hati yang sudah alfa  untukmu; untuk dirimu yang meninggalkan 2024

Kecermatan Pemilihan Kata


Alangkah lebih baik penulis itu bisa memilih kata dengan cermat. Kenapa harus begitu? Supaya tidak mendua dan semakin hemat. Kecermatan bagaimana, sih? Kecermatan dalam pemilihan kata berkaitan dengan memilih kata yang benar-benar diperlukan untuk mengungkapkan gagasan tertentu. Para penulis juga harus bisa mengetahui dengan yang namanya ekonomi bahasa dan menghindari penggunaan kata-kata yang mengakibatkan kemubaziran.


Ekonomi bahasa itu apa, sih? Ekonomi bahasa adalah kehematan dalam penggunaan unsur-unsur kebahasaan. Dengan demikian kalau ada kata yang lebih singkat, kita tidak perlu menggunakan yang lebih panjang. Misalnya:

  • disebabkan oleh fakta ➡ karena
  • mengajukan saran ➡ menyarankan
  • melakukan kunjungan ➡ berkunjung
  • mengeluarkan pemberitahuan ➡ memberitahukan
  • meninggalkan kesan yang dalam ➡ mengesankan


Dengan memahami kata-kata yang mubazir, pemakai bahasa dapat menghindari penggunaan kata dalam konteks tertentu. Sehubungan dengan hal itu, harus kita pahami adanya beberapa penyebab kemubaziran kata, antara lain:

  • Penggunaan kata yang bermakna jamak secara ganda
  • Penggunaan kata yang mempunyai kemiripan makna atau fungsi secara ganda
  • Penggunaan kata yang bermakna 'saling' secara ganda
  • Penggunaan kata yang tidak sesuai konteksnya 


📖 Penggunaan Kata yang Bermakna Jamak Secara Ganda


Penggunaan kata yang bermakna jamak, terutama jika dilakukan secara ganda, dapat menyebabkan kemubaziran. Contohnya:

  • 'Sejumlah desa-desa' yang dilalui Sungai Citarum dilanda banjir



Kata 'sejumlah' dalam bahasa Indonesia sebenarnya sudah jamak. Begitu juga dengan pengualangan desa-desa. Oleh karena itu, jika digunakan secara bersama-sama, salah satunya akan mubazir. Maka, lebih baik seperti ini:

  • Sejumlah desa yang dilalui Sungai Citarum dilanda banjir
  • Desa-desa yang dilalui Sungai Citarum dilanda banjir


📖 Penggunaan Kata yang Bersinonim


Penggunaan kata yang bersinonim atau kata yang mempunyai kemiripan makna secara ganda juga dapat menyebabkan kemubaziran. Contohnya:

  • Kita harus bekerja keras 'agar supaya' dapat mencapai cita-cita


Kata agar dan supaya mempunyai makna dan fungsi yang bermiripan, yakni menyatakan 'tujuan' atau 'harapan'. Di samping itu, fungsinya pun sama yaitu sebagai ungkapan atau kata hubung. Oleh karena itu, jika digunakan secara bersamaan akan terasa mubazir, kata-kata tersebut bisa digunakan salah satu saja. Misalnya:

  • Kita harus bekerja keras agar dapat mencapai cita-cita
  • Kita harus bekerja keras supaya dapat mencapai cita-cita


Beberapa kata bersinonim yang dapat menyebabkan kemubaziran dapat diperhatikan pada contoh di bawah ini!


🌕 Mubazir

  • sangat ... sekali
  • hanya ... saja
  • demi untuk
  • seperti misalnya
  • contohnya seperti
  • lalu kemudian
  • kalau seandainya


🌕 Tidak Mubazir

  • sangat atau sekali 
  • hanya atau saja
  • demi atau untuk
  • seperti atau misalnya
  • contohnya atau seperti
  • lalu atau kemudian
  • kalau atau seandainya


📖 Penggunaan Kata yang Bermakna 'Saling'


Makna kesalingan yang dimaksud di sini adalah makna yang menyatakan tindakan 'berbalasan'. Jadi, pelaku tindakan itu seolah-olah ada dua orang atau lebih. Namun, kalau tindakan itu hanya dilakukan oleh satu orang, maka itu tidak tepat dikatakan tindakan berbalasan. Misalnya:

  • Ia berjalan 'bergandengan' 


Tindakan bergandengan, dari segi pengalaman tidak mungkin hanya dilakukan oleh satu orang karena tindakan itu, paling tidak melibatkan orang yang menggandeng  dan orang yang digandeng. Maka, kalau bergandengan itu tidak cermat. Sejalan dengan itu, subjek 'Ia' juga yang bermakna tunggal harus diganti dengan 'mereka', misalnya, yang bermakna jamak, agar makna tindakan berbalasan itu menjadi tepat. Kecuali dengan menyertai dengan keterangan penyerta. Misalnya:

  • Mereka berjalan bergandengan
  • Ia berjalan bergandengan dengan adiknya



📖 Penggunaan Kata yang Tidak Sesuai Konteks

Kemubaziran berikutnya lebih banyak ditentukan oleh konteks pemakainya di dalam kalimat. Contohnya:

  • Pertempuran kemarin membahas 'tentang' masalah disiplin pegawai
  • Maksud 'daripada' kedatangan saya ke sini adalah untuk bersilaturahmi

* Kursi ini terbuat 'daripada' kayu


Kata tentang dan daripada sebenarnya mubazir karena—berdasarkan konteksnya—kehadiran kata itu pada kalimat di atas tidak diperlukan dan boleh dilepaskan. Sementara itu, kata daripada dalam kalimat (*) tidak tepat karena itu bermakna perbandingan, sedangkan konteks kalimat itu memerlukan perbandingan. Kata yang diperlukan dalam kalimat itu adalah kata yang bermakna 'asal'. Makna itu terkandung dalam kata 'dari' bukan daripada. Oleh karena itu, makna daripada harus digantikan dengan kata dari. Misalnya:

  • Pertemuan kemarin membahas masalah disiplin pegawai
  • Maksud kedatangan saya ke sini adalah untuk bersilaturahmi

* Kursi ini terbuat 'dari' kayu


Sebagaimana telah disinggung di atas kata 'daripada' hanya tepat jika digunakan untuk perbandingan. Contohnya: 

  • Rumah Ibu Ani lebih tinggi daripada rumah Bapak Rhoma


Sekian


Sumber: 

- Bentuk dan Pemilihan Kata; Drs. Mustakim,  M.Hum.


Komentar

Tulisan Favorit Pembaca

5 Cakupan Tindak KDRT dan Akibat yang Bisa Terjadi, Pasutri Wajib Tahu!

Mari Berkenalan dengan Gurita Teleskop, Penghuni Laut Dalam!

Mengenal Tari Topeng Cirebon, Sejarah, Jenis, dan Filosofi yang Terkandung dari Keindahannya, Silakan Disimak!

Kue Kontol Sapi, Makanan Unik Khas Cilegon

Batu Hitam yang Terluka